TANJUNG, metro7.co.id – Salah satu tradisi di bulan Muharam bagi suku Banjar khususnya warga Desa Kapar adalah membuat bubur Asyura. Sebuah tradisi yang diadakan setiap 10 Muharam, dimana selain berpuasa sebagian warga ada juga yang membuat bubur Asyura. Bubur yang kaya akan rempah-rempah ini hanya bisa di temui saat di bulan Muharam.

Membuat bubur Asyura ini diadakan secara gotong royong oleh ibu-ibu dengan membawa bahan-bahan membuat bubur seperti beras, sayuran, bumbu dan lainnya.

Salah seorang pembuat bubur, Rahmi atau biasa di panggil nenek Faqih mengatakan bahwa tradisi membuat bubur Asyura ini menjadi warisan budaya yang turun temurun dilestarikan. Walau pun, ia mengaku hanya mengetahui sedikit sejarah pembuatan bubur 41 macam itu.

Lebih lanjut Rahmi menjelaskan membuat bubur ini memakai bumbu lengkap dan segala macam sayuran bisa dimasukan ke dalam bubur. Bumbu lengkap yang di maksud adalah bawang merah, putih, kencur, jahe, kunyit, laos, sere, kemiri dan ketumbar. “Biasanya kami disini membuat sampai 2 kawah (wajan besar) tidak pernah kurang dari itu,” katanya.

Ciri khas bubur ini berwarna kuning dan rasanya gurih karena memakai santan kelapa, bagi yang menyukai sayur pasti akan suka, untuk lauknya sangat cocok memakai ikan kering terutama ikan sepat dan sambel terasi. Ada yang unik dari bubur ini adalah dengan memasukan 7 batu ke dalam masakan bubur, bagi yang menemukannya saat memakan bubur itu dianggap sebuah keberuntungan. “Biasa batu tersebut disimpan buat “pipikat” soal percaya atau tidak itu kembali ke orangnya saja,” katanya sambil tertawa. *