BARABAI, metro7.co.id – Bupati HST, H Aulia Oktafiandi meninjau perkembangan pembangunan IGD Terpadu RSUD H Damanhuri Barabai. Didampingi, Direktur RSUD H Damanhuri, dr Nanda Sujud Andi Yudha Utama, Jumat (21/9).

dr Nanda mengatakan, secara umum progres pembangunan IGD terpadu ini memasuki tahap dua dan progresnya sudah mencapai 30 persen.

“Kalau prosentase sesuai angka sudah di angka 30 persen dan itu secara umum,” ujarnya.

Nanda membeberkan, progres 30 persen itu ditinjau dari struktur dan arsitektur bangunan yang sudah terealisasi.

“Bila pembangunan IGD ini akan meningkat signifikan bila mechanical, electrical, dan plumbing (MEP) itu terpasang,” katanya.

Menurutnya, MEP ini adalah sistem instalasi berupa listrik, air, gas medis dan vakum. “Barangnya sudah datang, tinggal dilakukan instalasi atau pemasangan. Jika sudah terpasang maka progresnya bisa langsung 70 persen,” ungkapnya.

Ia mengakui, seperti apa yang telah disampaikan Bupati HST, bahwa pembangunan IGD adalah tanggung jawab semua pihak terkait.

“Kita semua punya peran. Mulai dari Inspektorat, Dinas PUPR dan Dinas Kesehatan,” jelasnya.

Ia menegaskan, bahwa melihat progres ini yang terus berjalan, pihaknya pun optimis selesai tepat pada waktunya.

“Melihat kondisi yang minim kendala, cuaca juga mendukung, bahan material juga lancar, insyaallah kita optimis selesai tepat pada waktunya,” tuturnya.

Nanda mengakui, meski demikian secara keseluruhan, IGD ini akan resmi beroperasi di awal 2025 mendatang.

“Tak hanya secara fisik dari bangunan ini, juga akan dilengkapi dengan empat unit lift karena gedung ini berlantai lima jadi tidak mungkin hanya tangga manual,” ujarnya.

Ia mengatakan, untuk lift ada empat. Dia untuk pengunjung dan dua lagi untuk pasien. Jumlah ini dinilai sesuai dengan kebutuhan di IGD.

Seperti diberitakan sebelumnya, pembangunan IGD Terpadu ini mendapat pengawasan secara langsung dari Kejaksaan Negeri Hulu Sungai Tengah.

Sedangkan untuk klasifikasi Bangunan, di lantai satu akan diisi ruangan IGD, lantai dua laboratorium, lantai tiga ruang ICU, lantai empat diisi kamar operasi dan lantai lima untuk rooftop bangunan.

Proyek tahap dua ini memiliki nilai kontrak sebesar Rp 98,9 miliar dengan jangka waktu pelaksanaan kerja selama 240 hari kalender dan Kontraktor pelaksananya adalah PT Cipta Vera Mandiri dan konsultannya dari KSO PT Andrea Cipta Konsultan – PT Dira Bina Nusa.