BANJARMASIN, metro7.co.id – Di tengah pandemi Covid-19 yang melanda Kalimantan Selatan (Kalsel), warga Banua kini dihadapkan pada kekhawatiran penyakit lain yang berpotensi mengganggu kesehatan.

Salah satunya ialah penyakit demam berdarah dengue (DBD). Hal itu disebabkan saat ini Kalsel sedang memasuki musim pancaroba. Pada musim tersebut biasanya nyamuk Aedes Aegypti puncaknya dalam berkembang biak.

Kekhawatiran masyarakat itu ditanggapi serius oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Kalsel, Muhammad Muslim.

Menurutnya, meskipun saat ini pemerintah sedang fokus dalam penanganan Covid-19, namun DBD tetap diwaspadai dan menjadi perhatian serius jajaran dinas kesehatan di 13 kabupaten/kota se-Kalsel

“Kita tetap memantau. Semoga tidak terjadi lonjakan DBD di Kalsel. Sejauh ini masih terkendali,” ujar Muslim.

Ditanya sudah berapa kasus DBD yang terdata di Kalsel, Muslim belum bisa menyebutkan karena masih dalam tahap pendataan.

“Laporan persis nanti kita rilis, ini masih dalam pantauan kawan-kawan di lapangan,” bebernya.

Muslim berujar,  DBD berbeda dengan Covid. Kalau DBD menunggu adanya kasus. Sepanjang tidak ada kasus kematian berarti sembuh. Sedangkan Covid agregat dari awal sampai sekarang.

Dia menegaskan, pemerintah provinsi, kota dan kabupaten tidak pernah melupakan dengan DBD. Apalagi saat ini Kalsel memasuki musim pancaroba.

“Di musim seperti ini, nyamuk Aedes Aegypti bisanya berkembang biak. Tim surveilans tetap memantau di masing – masing kabupaten kota,” tukasnya. ***