AMUNTAI, metro7.co.id – Dinas Ketahan Pangan (DKP) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalimantan Selatan (Kalsel) berupaya melakukan pencegahan stunting di Kota Amuntai.

Pencegahan itu dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan dan pelatihan pengolahan hasil pangan lokal dengan mengunjungi lokus stunting dibeberapa desa di HSU.

“Untuk pencegahan stunting bidang kami melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat baik penyuluhan maupun pelatihan pengolahan hasil pangan lokal,” ujar Kepala DKP HSU Hj Siti Fikriyah melalui Kabid Konsumsi dan Keamanan Pangan H Maliadi, Kamis (4/7/2024).

Pada kegiatan penyuluhan tersebut masyarakat diberikan masukan untuk senantiasa mengkonsumsi makanan Beragam Bergizi Berimbang dan Aman (B2SA).

“Untuk sasaran kita ibu hamil, ibu menyusui, sehingga nantinya mereka dapat mengkonsumsi dan memberikan makanan B2SA kepada para balita,” ungkapnya.

Para ibu-ibu juga dilatih tentang mengolah hasil pangan lokal, seperti ubi kayu, ubi jalar dan jagung, labu atau waluh untuk dijadikan makanan maupun cemilan yang menarik untuk dikonsumsi.

“Karena ubi kayu, ubi jalar, jagung dan labu mengandung karbohidrat dan sehat dikonsumsi untuk tubuh,” jelasnya.

Dia menyebut setiap kali penyuluhan bidangnya juga menyampaikan materi tentang keamanan pangan, karena hampir setiap pangan seperti sayur, maupun buahan disemprot menggunakan cairan pestisida.

Meskipun residu pestisida dalam pangan tidak terlalu tinggi, namun apabila masuk kedalam tubuh setiap hari lama-lama akan menjadi penyakit.

“Dampaknya memang tidak langsung, tapi akan terasa dalam beberapa tahun akibat penyakit dari pestisida tersebut,” terangnya.

Dia berharap melalui penyuluhan dan pelatihan yang diberikan bidangnya masyarakat dapat lebih kreatif mengembangkan menteri yang didapat dengan mengaplikasikan secara nyata, seperti mengolah pangan lokal yang bernilai ekonomis.

“Mudah-mudahan dengan menghindari pangan yang tidak aman masyarakat terhindar dari penyakit, dan harapan pertama kami masyarakat sehat,” pungkasnya. ***