TANJUNG, metro7.c.id – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Tabalong menggelar Diseminasi Audit Kasus Stunting siklus ke 2, Kamis (31/10) di Hotel Aston Tanjung.

Kegiatan tersebut turut dihadiri Pj Sekda Tabalong M Fitri Hernadi, Koordinator Satgas Stunting Kalimantan Selatan Didi Ariady, sejumlah Camat, perwakilan perusahaan dan lainnya.

Plt Sekretaris DP3AP2KB Tabalong, Normaliani menyampaikan permasalahan stunting salah satu bagian dari Double Burden Malnutrition (DBM).

Dampaknya ini sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktifitas ekonomi dan dalam jangka pendek dan jangka panjang.

“Dalam jangka pendek stunting terkait dengan perkembangan sel otak yang akhirnya akan menyebabkan tingkat kecerdasan menjadi tidak normal,” ucapnya.

Menurutnya, kemampuan kognitif anak dalam jangka panjang akan lebih rendah dan akhirnya menurunkan produktifitas dan menghambat pertumbuhan ekonomi.

Sehingga kegiatan kali ini bertujuan untuk menyampaikan rekomendasi sasaran yang menjadi prioritas untuk audit kasus stunting (AKS) siklus 2.

“Semoga kegiatan ini terciptanya komitmen yang kuat pada lintas sektor dalam upaya mengatasi stunting dan terjadi perbaikan pada kondisi sasaran prioritas sehingga tidak lagi berisiko stunting,” ujarnya.

Adapun untuk audit sasaran AKS siklus 2 ini tersebar di 31 desa dan kelurahan pada 10 kecamatan di Tabalong dengan 50 kasus stunting.

Ditambahkannya, upaya penurunan stunting di Tabalong saat ini terus menunjukkan hasil positif. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting tercatat sebesar 18,1 persen.

“Jadi ada penurunan sebesar 1,6 persen dari angka 19,7 persen pada tahun 2022 menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI),” tambahnya