TANJUNG, metro7.co.id – Acara Ethnic Camp Festival akhirnya digelar di Desa Lumbang, Jalan Randu, RT 09, Kecamatan Muara Uya, Kabupaten Tabalong, Sabtu (2/9/2021). Acara yang diinisiasi dari Komunitas Pencinta Alam “Tanggal Merah” ini juga dihadiri dari lebih 150 peserta yang hadir dari berbagai Komunitas Pecinta Alam yang ada di Kabupaten Tabalong.

Acara yang bertempat di alam terbuka ini dimulai pada pukul 15.00 WITA hingga pukul 23.00 WITA ini juga turut dimeriahkan malam keakraban dengan menampilan acara Talkshow yang dibintang tamui dari Tabalong Language Center, Live Music Acoustik dan Raggae serta dibarengi dengan makan Barbeque bersama.

Ketua Pelaksana Ethnic Camp Festival, Thomas Damator mengatakan, pihaknya memang menargetkan peserta sebanyak 150 orang dari seluruh Komunitas Pcinta Alam yang mengikuti.

“Untuk peserta memang kita targetkan 150 peserta. Jadi, kita sudah dapat itu angkanya, dan tiap komunitas hanya 4 orang saja kami sediakan. Tapi, karena ada tamu dari luar plus panitia jadi kurang lebih yang ada disini 200 orang,” katanya.

Selain juga untuk kepentingan Komunitas Pecinta Alam, pihaknya juga bertujuan untuk mengangkat potensi pariwisata yang ada di Desa Lumbang ini.

“Karena Desa Lumbang tempatnya memang bisa dikatakan strategis dan sangat berpotensi untuk menjadi daya tarik wisatawan. Untuk sementara kalau kita lihat itu wisata disini bisa dijadikan Camping Ground, dengan dataran tanah yang pas dan view wisata yang sangat menarik bagi wisatawan,” imbuhnya.

Thomas juga menyebutkan, dampak jika wisata di Desa Lumbang ini dikembangkan juga cukup banyak selain dari menarik pengunjung wisatawan.

“Kalau manfaat dari yang kita lihat sekarang ini juga cukup banyak bagi masyarakat, selain menarik pengunjung wisatawan, juga dapat meningkatkan sektor perekonomian untuk masyarakat, artinya dapat bermanfaat bagi penghasilan masyarakat mencari nafkah,” sebutnya.

Kegiatan yang bertepatan dengan Hari Batik Nasional ini Thomas menyatakan, bahwa kegiatan ini adalah milik bersama.

“Jadi, komunitas lain bisa juga mengambil acara ini selanjutnya, maksudnya event ini milik bersama, pihak desa juga bisa menggelar acara ini sebagai daya tarik, bahkan bisa dijual keluar. Ethnic Camp Festival ini sifatnya umum aja, seperti bisa digelar di daerah lain, tapi tetap dengan konsep yang seperti ini,” ujarnya.

Thomas berharap, dengan digelarnya acara ini dapat mengangkat potensi pariwisata Riam Bidadari di Desa Lumbang ini.

“Dan juga mungkin bisa dilanjutkan lagi, baik itu dari masyarakat sini atau dari Komunitas Pencinta Alam lain. Jadi mudah-mudahan nantinya bisa terkelola dan lebih terurus lagi. Karena wisata ini sangat berpotensi, dan dari masyarakat sendiri harus berpikir seperti itu,” pungkasnya.*