Festival Tanglong Membuat Taman Siring Rusak
BANJARMASIN – Festival jukung tanglong dan pameran di Siring Pierre Tendean sukses digelar. Namun, di balik kesuksesan acara peringatan Hari Jadi Kota Banjarmasin ke-488 tersebut, ada persoalan lain yang mencuat. Membeludaknya warga yang datang menyaksikan membuat sebagian taman siring ikut rusak.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Banjarmasin, Mukhyar menegaskan, semua taman yang rusak wajib diganti rugi. Ia mengaku sudah bicara dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang bertanggung jawab atas penunjukan pihak ketiga penyelenggara pameran. “Kesepakatan ganti rugi sudah ada. Realisasi janji itulah yang sedang kami kejar,”ujarnya, kemarin (22/9).
Dijelaskan Mukhyar, kerusakan mencakup pohon, tanaman hias, dan rumput dari siring sampai Jembatan Merdeka. Dari taman yang terinjak kaki pengunjung, pohon yang dipaku dan dililiti spanduk,
sampai rumput yang tertutupi stan pameran. Kerugian ditaksir Rp50 juta. “Masalah uang tak seberapa. Orang kadang tidak mengerti betapa sulitnya merawat taman sampai sebagus itu,” imbuhnya.
Bukan hanya festival jukung tanglong dan pameran yang disoal Mukhyar. Ia juga menyinggung keberadaan pasar malam di samping pameran. Sebab, izin walikota hanya untuk pameran, bukan pasar malam. Jumat (19/9) lalu, arena hiburan dan pasar malam itu pun ditindak Satpol PP. “Tahun depan bagusnya indoor saja. Kalau di ruang terbuka begini risikonya besar. Apalagi kesadaran warga kita untuk menjaga fasilitas umum kota masih rendah,” pungkasnya.
Ditemui secara terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Banjarmasin, Esya Zain tidak menampik keluhan Mukhyar. “Sudah diantisipasi. Sebelum pameran semua sudut taman kami foto. Jadi bisa dibandingkan mana yang rusak duluan, mana yang rusak gara-gara pameran. Nanti kami evaluasi bareng Dinas Kebersihan,” ujarnya.
Pameran sendiri akan ditutup besok (24/9). Tahun ini, pertama kalinya Banjarmasin Trade Expo digelar di ruang terbuka. “Kalau indoor sewa gedungnya mahal sekali. Tapi kalau outdoor risikonya yang besar. Dua pilihan ini sama-sama sulit,” tandasnya. (metro7/Fit)
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Banjarmasin, Mukhyar menegaskan, semua taman yang rusak wajib diganti rugi. Ia mengaku sudah bicara dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang bertanggung jawab atas penunjukan pihak ketiga penyelenggara pameran. “Kesepakatan ganti rugi sudah ada. Realisasi janji itulah yang sedang kami kejar,”ujarnya, kemarin (22/9).
Dijelaskan Mukhyar, kerusakan mencakup pohon, tanaman hias, dan rumput dari siring sampai Jembatan Merdeka. Dari taman yang terinjak kaki pengunjung, pohon yang dipaku dan dililiti spanduk,
sampai rumput yang tertutupi stan pameran. Kerugian ditaksir Rp50 juta. “Masalah uang tak seberapa. Orang kadang tidak mengerti betapa sulitnya merawat taman sampai sebagus itu,” imbuhnya.
Bukan hanya festival jukung tanglong dan pameran yang disoal Mukhyar. Ia juga menyinggung keberadaan pasar malam di samping pameran. Sebab, izin walikota hanya untuk pameran, bukan pasar malam. Jumat (19/9) lalu, arena hiburan dan pasar malam itu pun ditindak Satpol PP. “Tahun depan bagusnya indoor saja. Kalau di ruang terbuka begini risikonya besar. Apalagi kesadaran warga kita untuk menjaga fasilitas umum kota masih rendah,” pungkasnya.
Ditemui secara terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Banjarmasin, Esya Zain tidak menampik keluhan Mukhyar. “Sudah diantisipasi. Sebelum pameran semua sudut taman kami foto. Jadi bisa dibandingkan mana yang rusak duluan, mana yang rusak gara-gara pameran. Nanti kami evaluasi bareng Dinas Kebersihan,” ujarnya.
Pameran sendiri akan ditutup besok (24/9). Tahun ini, pertama kalinya Banjarmasin Trade Expo digelar di ruang terbuka. “Kalau indoor sewa gedungnya mahal sekali. Tapi kalau outdoor risikonya yang besar. Dua pilihan ini sama-sama sulit,” tandasnya. (metro7/Fit)
Tinggalkan Balasan