BANJARMASIN, metro7.co.id — Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor atau Paman Birin melalui Kepala Inspektorat Kalsel Akhmad Fydayeen membuka acara Gema Maulid 40 Malam di hari kedua yang berlangsung di Gedung Mahligai Pancasila, Kota Banjarmasin, Kamis (5/9) malam.

Kegiatan ini dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 Hijriah itu dimulai dengan pembacaan Maulid Habsyi dari grup Abnaul Habaib asal Alalak. Dilanjutkan dengan pembacaan Ayat Suci Al-Quran, seorang Qoriah Gusti Aisyah Nur Khaliza.

Lalu, pembacaan doa dipimpin oleh Sayyidil Walid Al-Habib Ali bin Abdullah Alaydrus, Pengasuh Majelis Ihya Ulumudin Guntung Papuyu.

“Nabi Muhammad SAW adalah pimpinan besar yang memberikan tauladan kepada seluruh umat, serta seisi dunia. Untuk itu, rasanya tidak berlebihan kita untuk meneladani dan mencintai Rasulullah dengan memperbanyak dengan sholawat,” ucap Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor yang disampaikan oleh Inspektur Daerah Provinsi Kalsel, Akhmad Fydayeen dalam sambutan tertulisnya.

Dalam suasana khidmat itu, Gubernur Sahbirin menyampaikan, sholawat merupakan sebuah transformasi diri sendiri dalam meningkatkan nilai-nilai kerohanian. Sehingga, keberkahan selalu diselimuti dalam kehidupan sehari-harinya.

Bagi Gubernur, adanya gema maulid ini juga kita dapat meningkatkan rasa kebersamaan, rasa toleransi dan sebagainya.

“Dengan memperbanyak sholawat maka Insya Allah, kita akan selamat dunia dan akhirat,” ungkap Gubernur Sahbirin Noor.

Dengan semangat meneladani Rasulullah, menurut Gubernur Sahbirin, kita sebagai umatnya dapat menyelami nilai-nilai toleransi, anti kekerasan, kesetaraan gender dan cinta lingkungan, serta menciptakan rasa damai di sekitar.

“Kami Provinsi Kalimantan Selatan terus berkomitmen dalam mendukung kegiatan-kegiatan keagamaan dan kebudayaan di masyarakat. Hal itu sebagaimana visi kita untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berbudi luhur,” bebernya.

Dalam kegiatan itu diisi tausyiah oleh TGH Ali Hamidi mengenai tentang kemuliaan Nabi Muhammad SAW dalam memandang hidup dan berkeluarga.

“Apa yang diperintah oleh Rasulullah maka itulah yang kita ikuti. Karena tauladan beliau sangat baik dicontoh, misalnya baginda nabi tidak pernah marah-marah ke isterinya,” ucap TGH Ali Hamidi.

Tidak ada ayat atau hadist yang menerangkan, Nabi Muhammad dalam berkeluarga bisa kasar, menurut TGH Ali Hamidi, cara mengatasi masalahnya dapat dicontoh dalam kehidupan sehari-hari.

TGH Ali Hamidi menilai, sosok Baginda Nabi Muhammad SAW dapat menjadi panutan bagi setiap insan manusia. Karena, pendidikan hidupnya menjadi suri tauladan untuk seluruh umat.

“Lewat gema maulid ini, mari kita selami nilai-nilai dalam bersholawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Dan semoga, berkat hadirnya di maulid ini bubuhan pian bisa berangkat umroh,” ucap TGH Ali Hamidi mendoakan para hadirin.

Di akhir, pembacaan tahlil singkat sebagaimana untuk mendoakan kepada orang-orang sholeh serta berjasa dan yang mendahului kita. Ditutup dengan doa oleh Al-Habib Ali Alaydrus.