TANJUNG, metro7.co.id – Malang nasib Nor Hikmah (25). Taqdirnya harus menjalani operasi di Rumah Sakit Ulin Banjarmasin. Warga Jalan Garuda RT 1 Pangkalan Hikun, Tanjung Tabalong ini hamil di luar kandungan. Tragisnya bayinya pun meninggal dan mesti dioperasi.

Kisah pilunya ini disampaikan Nor Hikmah kepada Ketua Komunitas Sayangi Sesama (KS2), Tabalong, Erlina Effendi Ilas, Rabu (1/6) di rumah pinjamannya.

Sebagai warga kurang mampu, Nor Hikmah terbantu dengan BPJS Penerima Bantuan Iuran (BPI) untuk biaya operasi. Hanya sayang tim medis belum mampu mengeluarkan serta tembuni (plasinta) Hikmah.

Suaminya, Aan (40) yang hanya buruh pasir kehabisan modal untuk biaya hidup. Keputusan terbaiknya, Hikmah mesti pulang bersama suami setelah 17 hari dirawat.

Dokter menyarankan agar dilakukan terapi agar tembuni yang menempel ke dinding usus supaya mengering, karena tak bisa diangkat. Namun apa daya, kebutuhan sehari-hari masih sulit dipenuhi suaminya yang sebagai buruh pasir.

Pasca keluar dari rumah sakit, kondisi Hikmah tidak normalnya orang. Hari-harinya dihabiskan di pembaringan. Dia paksakan beraktivitas rumahan, hanya bekas operasi berdarah dan keluar nanah.

“Kata dokter, saya disarankan ke Banjarmasin lagi untuk melanjutkan kontrol. Masih ada keluar cairan dari bekas saya. Hanya biaya hidup selama di sana tak punya apa-apa. Jika saya ke sana, siapa bantu biaya untuk bertahan hidup suami dan anak-anak saya” ujar Hikmah.

Pegalamannya 17 hari dirawat di rumah sakit di Banjarmasin membuatnya berpikir banyak, bagaimana cara bertahan hidup suaminya yang turut menunggunya dengan dua orang anak, pandu (7) dan Ana (2) yang masih kecil. Tidak bekerja mencari pasir sama dengan tidak ada pemasukkan sama sekali.

“Itulah sebab saya pasrah saja dengan keadaan begini. Walau ada BPJS, tapi bahan bertahan hidup di sana tak ada,” ujar nya lirih.

Ketua KS2 Tabalong, Erlina Effendi Ilas yang dihubungi oleh tetangga Nor Hikmah menyempatkan membesuk ke kediamannya. Sambil membawakan kebutuhan pokok sehari-hari.

Menurut Erlina, jika nanti mesti ke Banjarmasin lagi, pihaknya akan mengkondisikan untuk tinggal di rumah singgah milik komunitas PPA Banjarmasin.

“Mudah-mudahan orang baik Tabalong dan dermawan ada yang turut meringankan beban biaya hidup selama di Banjarmasin nanti,” harap Erlina.***