PARINGIN – Di saat Pemkab Balangan dan pihak lain berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Balangan ke arah yang lebih baik lagi, namun di saat yang sama harga karet yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat setempat kian hari kian menurun.
Berangkat dari sana, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bersatu Balangan bekerja sama dengan PT Adaro Indonesia dan Pemkab Balangan Kamis (19/6) kemarin menggelar diskusi publik untuk mengantisipasi menurunnya harga karet. Dialog sendiri selain dihadiri oleh piha eksekutif, juga mengundang petani karet di Balangan.
Hudari, Ketua LSM Balangan Bersatu mengatakan, dengan adanya diskusi yang dilakukan ini, diharapkan hasil diskusi dapat menjadi rujukan bagi pemerintah setempat dalam mengantisipasi menurunnya harga karet.
”Kalau dari kita sendiri, kita menilai dalam jangka pendek Balangan harus memiliki pabrik karet sendiri, supaya petani tidak lagi menjual hasil karetnya ke pengepul, sehingga tidak terlalu merugikan,” sarannya.
Haryono, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Kabupaten Balangan menuturkan, ada beberapa alasan yang menyebabkan menurunnya harga karet, kalau dulu hanya ada tiga begara sebagai penyedia karet terbesar di dunia yaitu Indonesia, Malaysia dan Thailand. Sedangkan sekarang semakin banyak negara di dunia yang membangun kebun karet lantaran harga karet pada tahun 2008 yang sangat menggiurkan.
”Alasan lainnya yang cukup berpengaruh yaitu kualitas karet kita yang kalah dibandingkan dengan negara-negara penyedia karet tersebut,” ujarnya.
Untuk itu pihaknya memberikan beberapa saran kepada petani supaya tidak mengalami kerugian dalam berkebun karet, di antaranya mengurangi intensitas penyadapan atau menabung di pohon sampai harga karet normal kembali. Selain itu juga kata dia, para petani juga diharapkan untuk menerapkan saran-saran yang diberikan supaya kualitas karet membaik.(Metro7/Sri)