Harmonikan Budaya Banjar dan Dayak, Bupati Buka Tabalong Ethnic Festival (TEF) 2017
TANJUNG – Tabalong Ethnic Festival (TEF) 2017 secara resmi dimulai pada Sabtu malam ((1/4) tadi. Pertunjukan yang digelar hingga 8 April ini menampilkan harmoni budaya Banjar dan Dayak, yang kesemuanya akan tersaji melalui karnaval, festival budaya, panggung seni dan gelar budaya.
Bertempat di Tanjung Expo Center Mabuun, kegiatan TEF yang digagas Perkumpulan Putera Puteri Sarabakawa (Pusaka) dengan menggandeng Pemkab Tabalong dan Adaro Group ini menjadi hiburan ethnic bagi publik, dimana ribuan masyarakat hadir dan menyaksikan TEF kali ke enam ini.
Bupati Tabalong, H Anang Syakhfiani saat sambutannya mengatakan masyarakat Tabalong pada umumnya, dan khususnya masyarakat adat Banjar dan Dayak tentu akan merasa bangga dapat memberikan dukungan positif terhadap kiprah para tokoh budaya terhadap pergelaran festival ethnic ini, sekaligus berkontribusi dalam upaya menyukseskan even ini.
Atas nama Pemerintah Kabupaten Tabalong, dia menyambut baik dan mengapresiasi diselenggarakannya even budaya ini.
“Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa kita semua memiliki kepedulian yang tinggi dan betul-betul menaruh perhatian besar terhadap pembinaan dan pengembangan ethnic dengan segala ciri khas budayanya,” katanya.
Ditambahkan bupati, sebagai salah bentuk nyata yang dilakukan dalam promosikan seni budaya ini adalah dengan diboyongnya Kampung Dayak Deah ke lokasi TEF 2017.
Diboyongnya Kampung Dayak Deah ini juga menjadi pembeda dengan TEF di tahun-tahun sebelumnya yang berada di dua lokasi terpisah.
“Ini sebagai satu upaya untuk promisikan seni budaya Dayak Deah yang tidak banyak keberadaan di Kalimantan ini,” tegasnya.
Terpisah Direktur Eksekutif Perkumpulan Pusaka, Firman Yusi, mengatakan, TEF yang sejak 2011 diinisiasi Perkumpulan Pusaka , Pemkab Tabalong dan Adaro ini memiliki mimpi besar.
“Mimpi besar dari festival ini adalah ingin jadi fesitval kelas dunia yang jadi daya tarik Tabalong,” katanya.
Disampaikannya juga TEF kini tak hanya menjadi milik Perkumpulan Pusaka selaku inisiator tetapi sudah menjadi milik masyarakat Tabalong.
Terlebih dengan adanya ciri utama pelaksanaan TEF yang selalu melibatkan relawan-relawan muda, dimana hingga sekarang tak kurang sudah ada sekitar 300 relawan yang ikut terlibat.
Sementara kegiatan TEF VI ini menyuguhkan tampilan Ethnic Fashion Show yang menampilkan karya desainer dari Kalsel dan Kaltim.
Pada Minggu 2 April, ditampilkan Panting Musik Festival, lalu hari ketiga acara Bamasakan dan Marudai, di 4 April Pertunjukan Bakuntau dan Panggung Tari.
Hari kelima ada aksi Mamanda dan Bamainan, lalu hari keenam yakni 8 April ada pertunjukkan Voice of Borneo. Dan puncaknya aksi Ethnic Carnaval.
Bertempat di Tanjung Expo Center Mabuun, kegiatan TEF yang digagas Perkumpulan Putera Puteri Sarabakawa (Pusaka) dengan menggandeng Pemkab Tabalong dan Adaro Group ini menjadi hiburan ethnic bagi publik, dimana ribuan masyarakat hadir dan menyaksikan TEF kali ke enam ini.
Bupati Tabalong, H Anang Syakhfiani saat sambutannya mengatakan masyarakat Tabalong pada umumnya, dan khususnya masyarakat adat Banjar dan Dayak tentu akan merasa bangga dapat memberikan dukungan positif terhadap kiprah para tokoh budaya terhadap pergelaran festival ethnic ini, sekaligus berkontribusi dalam upaya menyukseskan even ini.
Atas nama Pemerintah Kabupaten Tabalong, dia menyambut baik dan mengapresiasi diselenggarakannya even budaya ini.
“Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa kita semua memiliki kepedulian yang tinggi dan betul-betul menaruh perhatian besar terhadap pembinaan dan pengembangan ethnic dengan segala ciri khas budayanya,” katanya.
Ditambahkan bupati, sebagai salah bentuk nyata yang dilakukan dalam promosikan seni budaya ini adalah dengan diboyongnya Kampung Dayak Deah ke lokasi TEF 2017.
Diboyongnya Kampung Dayak Deah ini juga menjadi pembeda dengan TEF di tahun-tahun sebelumnya yang berada di dua lokasi terpisah.
“Ini sebagai satu upaya untuk promisikan seni budaya Dayak Deah yang tidak banyak keberadaan di Kalimantan ini,” tegasnya.
Terpisah Direktur Eksekutif Perkumpulan Pusaka, Firman Yusi, mengatakan, TEF yang sejak 2011 diinisiasi Perkumpulan Pusaka , Pemkab Tabalong dan Adaro ini memiliki mimpi besar.
“Mimpi besar dari festival ini adalah ingin jadi fesitval kelas dunia yang jadi daya tarik Tabalong,” katanya.
Disampaikannya juga TEF kini tak hanya menjadi milik Perkumpulan Pusaka selaku inisiator tetapi sudah menjadi milik masyarakat Tabalong.
Terlebih dengan adanya ciri utama pelaksanaan TEF yang selalu melibatkan relawan-relawan muda, dimana hingga sekarang tak kurang sudah ada sekitar 300 relawan yang ikut terlibat.
Sementara kegiatan TEF VI ini menyuguhkan tampilan Ethnic Fashion Show yang menampilkan karya desainer dari Kalsel dan Kaltim.
Pada Minggu 2 April, ditampilkan Panting Musik Festival, lalu hari ketiga acara Bamasakan dan Marudai, di 4 April Pertunjukan Bakuntau dan Panggung Tari.
Hari kelima ada aksi Mamanda dan Bamainan, lalu hari keenam yakni 8 April ada pertunjukkan Voice of Borneo. Dan puncaknya aksi Ethnic Carnaval.
Tinggalkan Balasan