Barabai — Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) pada tahun 2013 lalu berhasil menekan angka konsumsi beras sebesar 1,52 persen. Angka ini melebihi target nasional yang hanya 1,5 persen.
Bupati HST H Harun Nurasid mengungkapkan keberhasilan daerahnya menekan konsumsi beras berkat kerja keras Badan Ketahanan Pangan  dalam mengimplementasikan kegiatan P2KP melalui pemberdayaan kelompok wanita dan pengembangan kebun sekolah. “Meski demikian, kita harus berusaha lebih baik lagi untuk dapat menekan konsumsi beras, minimal mempertahankannya agar tidak turun dari target yang telah dicapai,” katanya, baru-baru tadi.
Disamping itu, kata Harun, Badan Ketahanan Pangan juga melakukan optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), sosialisasi dan promosi P2KP, serta pengembangan usaha pengolahan pangan lokal.
Menurutnya, ketahanan pangan memiliki dimensi tersendiri dilihat dari keamanan, keanekaragaman dan kualitas pangan sebagai kebutuhan pokok terpenting. Ketahanan pangan juga memiliki keterkaitan langsung dan tidak langsung dengan kondisi kesehatan, kecerdasan dan produktivitas SDM. “Sehingga perlu bagi kita untuk tetap mempertahankan jumlah pangan agar terhindar dari rawan pangan yaitu dengan cara menekan konsumsi beras dan mengkonsumsi pangan lokal yang beragam dan bergizi,” ungkap Harun.
Sementara Kabid Penganekaragaman Konsumsi dan keamanan Pangan Fathul Jannah SE menuturkan pada tahun 2012 penurunan konsumsi beras hanya mencapai 1 persen dan masih di bawah standar yang ditargetkan oleh pemerintah pusat. “Alhamdulillah di tahun 2013 telah berhasil melampaui target. Hal ini membuktikan bahwa program P2KP dengan memberdayakan kelompok wanita di HST telah berhasil,” katanya.
Melalui program P2KP ini akan meningkatkan kesadaran, peran dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan pola konsumsi pangan B2SA serta mengurangi ketergantungan terhadap beras. “Program P2KP juga membantu meningkatkan pengetahuan keterampilan dan perubahan sikap masyarakat, khususnya kelompok wanita dalam pengembangan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga,” tuturnya. AdvHumHST