BARABAI, metro7.co.id – Kain sasirangan bagi masyarakat Kalsel sudah tak asing lagi. Kain ini juga khas kebanggaan masyarakat Kalsel, seperti layaknya kain batik yang merupakan khas masyarakat Jawa.

Meski kebanyakannya pengrajin masih dalam bentuk industri rumahan. Namun, kualitas dihasilkan tidak kalah dengan kain-kain berkelas di daerah lainnya.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) melaksanakan pelatihan pembuatan kain sasirangan, di Kantor Dinas Perdagangan.

Diikuti 40 orang peserta yang dilaksanakan selama 5 hari sejak (8/9) hingga (12/9). Upaya ini untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dan mengembangkan produk unggulan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

Kepala Dinas Perdagangan HST, Ali Fahmi mengatakan, kegiatan tidak secara rutin, diikuti sebanyak 40 orang dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan selama 5 hari.

“Sasirangan salah satu produk kita, dari industri kecil kita, pelajar atau mahasiswa dianjurkan memakai produk daerah sendiri,” katanya kepada Metro7, Kamis (10/9).

Lanjutnya, pelatihan ini merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan pihak Pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyakarat di Kabupaten HST.

“Dalam pembuatan kain sasirangan, menggunakan pewarna alami, agar kain sasirangan yang dibuat nantinya memiliki ciri khas tersendiri,” tuturnya.

Salah satu peserta, Nurul Novianti mengaku sangat mengapresiasi pelaksanaan pelatihan ini, khususnya bagi masyarakat di Bumi Murakata.

“Pelatihan ini meningkatkan kemandirian serta kreatifitas masyarakat Kabupaten HST, dimana masyakarat luar mengetahui bahwa masyarakat HST memiliki kemampuan membuat kain sasirangan yang berkualitas tinggi, baik dari segi corak ataupun pewarnaan kain,” jelasnya kepada Metro7, Sabtu (12/9).

Motif yang sudah selesai, yakni Klasik, Gigi Haruan, Gagatas, Naga Balimbur, Mega Mendung, Kembang Kacang, dan lainnya.

Lanjutnya, proses pembuatan sasirangan mempunyai beberapa tahapan, seperti pembuatan pola, terlebih dulu buat pola sasirangan, jalujur polanya, dan disisit jalujurannya.

“Sedangkan untuk proses pewarnaan, siapkan air sesuai banyaknya kain, airnya di campur dengan tawas dan soda abu, terus masukan kain kedalam air yang sudah di campur, dan rebus hingga mendidih,” ucapnya.

Setelah direbus kata Nurul, diamkan hingga hangat, kemudian kain atau baju tadi di tiriskan, dibilas dengan air dan diperas, baru masukkan kedalam air rebusan warna tadi sambil di kucek agar warna merata.

“Kurang lebih 5-10 menit, angkat dan tiriskan, ulangi pencelupan 2 hingga 3 kali lalu di masukkan ke dalam air fiksasi, setelah selesai fiksasi, bilas dengan air bersih, lalu buka jelujurannya. Setelah selesai cuci dengan air sabun atau sampu, jemur kain di tempat yang teduh, dan setelah kering di setrika,” pungkasnya. *