BARABAI, metro7.co.id – RSUD H Damanhuri Barabai melakukan groundbreaking pembangunan IGD terpadu, Jumat (27/10) pagi.

IGD terpadu tersebut akan memiliki lima lantai dengan fasilitas kesehatan lengkap. Di lantai pertama, instalasi ruang IGD dan apotik. Kedua laboratorium mulai dari patologi klinik, anatomi sampai mikro biologi.

Di lantai tiga, ruang ICU, ICU PICU, NICU, Cathlab dan HCVCU. Empat, ruang operasi. Dan kelima CSSD, Panel serta MEP.

“Sesuai amanah Kementerian Kesehatan, ruang operasi ini juga harus mensupport hingga operasi jantung terbuka,” kata Direktur RSUD H Damanhuri Barabai, Nanda Sujud Andi Yudha Utama.

Groundbreaking pertama itu pembangunan tiang pancang. “Nilai kontrak Rp 5,5 miliar. Target selesai akhir tahun ini,” ujarnya.

dr Nanda menegaskan, bahwa pembangunan ini mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan usai Bupati HST, H Aulia Oktafiandi dan Sekda HST, H Muhammad Yani beberapa kali melakukan audiensi dengan Kementerian Kesehatan.

“Alhamdulillah, kita disupport penuh untuk melakukan transformasi pelayanan kesehatan. Ini juga tak lepas dari kerja sama dengan Pemkab,” jelasnya.

Ia merincikan pembiayaan pembangunan menggunakan dana BLUD rumah sakit sebesar Rp 10 hingga 15 miliar di tahun 2023.

Untuk tahun 2024 menggunakan APBD HST sebesar Rp 50 miliar, ditambah bantuan dari APBN sebesar Rp 50 miliar.

Kementerian Kesehatan juga mengapresiasi Pemkab HST karena ikut ambil bagian untuk mendukung pembangunan RSHD.

“Sehingga pembiayaan beberapa pembangunan yang akan datang ini adalah kolaborasi antara pemkab dan kemenskes,” tambahnya.

Sementara, Bupati HST, H Aulia Oktafiandi saat menghadiri kegiatan mengatakan, pembangunan IGD ini bentuk keseriusan Pemkab dalam meningkatkan pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

“Kunci kesejahteraan umum adalah fasilitas kesehatan yang bisa mengayomi. Sebab nyawa itu tak murah. Ini prinsip negara berkembang. Satu nyawa lebih penting,” ungkapnya.

Ia menilai pembangunan IGD penting. Sebab kunjungan warga ke RSHD Barabai sangat tinggi. Selain memiliki penduduk yg paling banyak di HST. Letak rumah sakitnya juga strategis.

“Kita jadi rujukan. Makanya Pemkab HST mendorong menciptakan fasilitas yang bisa menampung kebutuhan dasar, yakni kesehatan dan urusan gawat darurat,” bebernya.

Hal penting lainnya, IGD terpadu ini nantinya menjadi rujukan dari daerah tetangga. Pembangunannya secara gotong royong menggunakan dana BLUD, Kemenkes dan APBD Pemkab HST.

“Ini hasil audiensi kita ke Kemenkes. Yang saya tahu, kita terbanyak kedua mendapatkan bantuan dana. Pertama ada Provinsi Kalsel,” tutupnya.