BARABAI, metro7.co.id – Aksi damai ratusan warga Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) berjalan kondusif, di depan Gedung DPRD HST, Selasa (25/10) pagi.

Ratusan warga yang tergabung di beberapa organisasi tersebut menyuarakan penolakan tambang legal ataupun ilegal di HST.

Terlihat poster-poster penolakan dipegang massa dan spanduk panjang bertuliskan ‘Save Meratus’ terbentang. Dikawal puluhan polisi dari Polres HST dibantu jajaran Satpol PP.

Menggunakan mobil pick up sebagai panggung, beberapa orator aksi menyampaikan aspirasi, hingga ada pembacaan puisi. Mereka juga menagih komitmen para Forkopimda HST.

Bahkan, massa juga meminta perwakilan Forkopimda dan Ketua serta Anggota DPRD naik ke mobil komando untuk menanggapi tuntutan.

“Kami minta para penambang ilegal ditangkap. Bukti sudah ada, apalagi yang ditunggu. Langsung saja ditindak. Ayo ke sini perwakilan Forkopimda dan wakil rakyat, ikut aksi bersama kami,” tegas salah satu orator, Selimi Guspianor.

Setelah orasi, dilakukan penandatanganan komitmen bersama, diikuti perwakilan unsur Forkopimda, Ketua dan Anggota DPRD hingga Bupati HST sepakat menolak tambang.

Selanjutnya, pendemo masuk ke Gedung Dewan berdialog dengan Bupati HST dan Ketua serta Anggota DPRD HST.

Saat berlangsungnya diskusi, Bupati HST H Aulia Oktafiandi mengatakan, hingga kini Pemkab HST tidak pernah berusaha untuk melegalkan pertambangan yang membahayakan Bumi Murakata.

“Karena apa, hal itu sudah kami kunci dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kepala Daerah. 5 tahun kedepan tak ada program-program, entah apapun bentuknya, mau buka pertambangan atau lahan, tak ada,” jelasnya.

Usai diskusi, dilakukan lagi tanda tangan kesepakatan bersama dan pernyataan sikap dari Bupati HST yang nanti akan dikirimkan ke Presiden RI.

“Kami berjanji akan menjaga kelangsungan dan kelastarian hutan serta alam kawasan pegunungan meratus di wilayah HST,” tegasnya.

Sementara, Ketua KNPI HST mewakili pemuda di HST, Selimi Guspianor bersyukur aksi damai berjalan dengan kondusif dan aman.

“Alhamdulillah aksi hari ini dihadiri 50 lebih OKP, BEM Kalsel, tokoh agama dan masyarakat,” ujarnya.

Pihaknya juga meminta penegakkan hukum. Juga menunggu tanggapan dari Kapolres HST terlebih dahulu. Sebab Kapolres tak hadir.

“Kalau tidak ada tindak lanjut dari penegak hukum, kami akan menggelar aksi yang lebih besar dari ini. Dari dulu hingga kini Kepala Daerahnya sepakat, tapi kenapa kita masih kecolongan, berarti penegak hukumnya yang tak beres,” tambahnya.

Ia berharap, tongkat estafet ini harus diteruskan, jangan sampai putus sampai di sini.

“Semoga nantinya tumbuh generasi muda untuk meneruskan pergerakan ini demi mempertahankan meratus,” tutupnya.

Sebelumnya, wilayah pegunungan meratus di HST beberapa kali kecolongan dengan aktivitas tambang ilegal.

Tambang ilegal sempat beredar di media sosial, tepatnya di Batu Harang, Kecamatan Haruyan. Kemudian disusul tambang ilegal di Desa Nateh, Kecamatan Batang Alai Timur (BAT) yang sempat diabadikan oleh pengendara motor trail.