BARABAI, metro7.co.id – Bendahara Gerakan Pemuda (Gp) Ansor Hulu Sungai Tengah (HST), Muhammad Jaini terpilih mewakili Kalimantan magang kerja ke Jepang. Tepatnya di Provinsi Shikoko (Shikoku ken).

Jaini warga asli Bumi Murakata asal Desa Wawai Gardu, Kecamatan Batang Alai Selatan (BAS) ini terpilih mewakili Indonesia bersama 5 orang lainnya dari provinsi yang berbeda.

Ia baru saja kembali ke HST setelah mengikuti pelatihan pertanian di Sukabumi, Jawa Barat.

Tepatnya di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Oisca Sukabumi Training Center (Oisca Indonesia).

Di sana ia juga melatih bahasa Jepang, baik yang berkaitan tata cara membaca, berkomunikasi, ataupun menulis yang benar.

“Selama 9 bulan saya mengikuti pelatihan, selain pelatihan bahasa Jepang, juga dilatih terkait dengan pupuk organik, pupuk cair, pupuk padat, dan bermacam-macam pupuk tanpa bahan kimia,” ucapnya kepada Metro7, Rabu (10/3).

Sebelumnya, hal tersebut bermula dari surat edaran Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang ditindaklanjuti Sekda HST waktu dijabat oleh H Akhmad Tamzil.

Isi surat edaran tersebut, yakni tentang pelatihan pertanian di Sukabumi, Jawa Barat sebelum berangkat ke Jepang.

Tiga bulan kemudian, ia dipanggil lagi, dan dinyatakan terpilih sebagai calon magang studi pertanian di Jepang.

“Di bulan September 2020, ada job magang bidang konstruksi. Lalu magangnya dipindah ke bidang konstruksi jalan tol,” jelasnya.

Insya Allah, lanjut Jaini, awal April nanti ia akan berangkat ke Jepang. “Saya sudah dapatkan surat dan bantuan biaya dari LPK Oisca Indonesia yang kerjasama dengan negara Jepang,” ujarnya.

Sementara Ketua GP Ansor HST, Muliadi menanggapi hal ini merasa kehilangan atas keberangkatan sahabat Muhammad Jaini.

Sebab, Jaini bagian dari struktur inti pengurus GP Ansor HST, yakni sebagai Bendahara.

“Namun, disisi lain semua jajaran pengurus tentu bangga kader terbaik Ansor/Banser diberikan kepercayaan untuk mewakili Kalimantan berangkat ke Jepang untuk menimba ilmu, khususnya bidang pertanian,” tuturnya.

Menurutnya, magang kerja tersebut sangat diperlukan untuk pengembangan bidang usaha terampil, yang juga berpengalaman dengan ilmu dari luar negeri.

“Semoga hasil pengalaman di Jepang nanti bisa diterapkan dan diaplikasikan untuk pengembangan kemajuan daerah,” tutupnya.*