BANJARBARU – Ada yang unik di stand kabupaten HSU, dimana yang biasanya hanya memajang berbagai bahan pangan lokal dan hasil kerajinan lokal, kini menampilkan penenun kain sarigading yang merupakan kain khas dari Amuntai, Kamis.

Ketua TP PKK HSU dalam wawancaranya mengatakan bahwa untuk stand dari HSU ini sengaja ingin memberikan kesan tersendiri di mata para pengunjung.

Selain memajang hasil produksi kerajinan seperti tas yang terbuat dari lupu, enceng gondok, purun dan sebagainya, serta berbagai macam kuliner serta olahan pangan lokal, juga menampilkan penenun kain sarigading asli.

“Kita memang sengaja ingin membuat kejutan,biasanya kan untuk stand kita selalu penuh dengan pengunjung yang ingin mencicipi kuliner dan olahan pangan lokal. Juga tertarik dengan hasil kerajinan, nah saat ini pas hari harganas, kita tambah lagi satu untuk dipamerkan yakni penenun kain sarigading yang dimana mungkin orang saat ini banyak yang tidak tau apa itu kain sarigading, tapi kalau orang tua pasti tau semua,”ujar Anisah.

Dirinya mengaku untuk penenun kain sarigading ini sudah sangat sedikit di kabupaten HSU hanya sekitar 7 orang saja, dan keterampilan menenun ini adalah turun temurun.

“Kita memang sengaja membawa penenun asli beserta dua orang anaknya untuk ditampilkan, dan untuk penenun ini asli dari kabupaten HSU, yakni dari wilayah Kecamatan Sungai Tabukan,” jelasnya lagi.

Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor ketika berada di stand HSU juga sangat bangga sekali. Hal ini dikarenakan kabupaten HSU tetap memegang teguh adat istiadat serta melestarikan kebudayaan serta kearifan lokal, dirinya langsung melihat proses penenunan.

“Alhamdulillah HSU terus memperhatikan budaya dan kearifan lokal seperti penenun kain sarigading, ini sudah sangat langka sekali dan juga mungkin anak muda zaman sekarang tidak tahu akan khasiat dari kain ini, kalau zaman dulu, kain ini berfungsi sebagai pengobatan seperti sakit kepala tinggal di ikat ke kepala, atau sakit dibagian mana juga bisa menyembuhkan, seperti terapi, saya sangat bangga sekali,” ujar Paman Birin.

Tak kalah dengan kain sarigading, untuk kerajinan dan olahan hasil pangan lokal juga laris dibeli oleh pengunjung baik dari wilayah kalimantan selatan maupun dari provinsi lain seperti Apam Hambuku, Wadai Duduitan, Tas dari Lupu dan sasirangan.

Seperti halnya Zayan Jafar pengunjung dari Provinsi Riau ketika melewati stand HSU, dirinya mengaku sangat tertarik dengan kemeja dari kain sasirangan.

Hal ini dikarenakan corak yang diberikan pada kemeja tersebut sangat rapi dan apik, dan dirinya mengira pembuatannya dengan menggunakan mesin, tapi setelah bertanya dirinya sempat kaget dan tidak percaya kalau motif sasirangan tersebut dibuat dengan tangan tanpa adanya bantuan dari mesin sama sekali.

“Pada awalnya saya berkeliling untuk melihat-lihat stand peserta pameran, dan ketika berada di depan stand HSU saya sangat tertarik dengan kemeja yang bermotif dan kata yang lain itu namanya motif sasirangan khas dari kalsel. Saya pun menghampiri dan langsung mengatakan bahwa pembuatan motif ini dengan menggunakan mesin seperti motif kain batik pada umumnya, tapi ketika bertanya ternyata hanya dibuat dengan tangan, dan pewarnanya pun alami, nah disitulah saya jadi tertarik untuk membelinya dan akan saya kenakan nanti ketika di Riau,” ujarnya.

Diketahui,stand dari kabupaten HSU memang selalu ditunggu-tunggu baik oleh pengunjung lokal maupun dari luar provinsi yang sudah mengetahuinya, dan paling banyak mereka mencari Apam Hambuku yang terkenal dengan kelezatannya. (metro7/dody)