BANJARMASIN, metro7.co.id – Provinsi Kalimantan Selatan berkontribusi bagi ketahanan energi nasional.

 

Ini karena daerah berpenduduk 4,2 juta jiwa lebih itu memiliki kekayaan sumber energi berupa batu bara.

 

“Kalsel termasuk salah satu daerah berkontribusi bagi ketahanan energi nasional,”  kata Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara, Sujatmiko, Kementerian ESDM.

 

Hal itu disampaikan  Sujatmiko dalam Webinar Kompas Talks bertajuk “Pemanfaatan Hilirisasi Batubara untuk Pemulihan Ekonomi”.

 

Ia menerangkan, untuk pengembangan kedepan diperlukan hilirisasi  batubara yang multi manfaatnya dan ramah lingkungan.

 

Disebutkan latar belakang hilirisasi batubara terdiri dari 6 poin, salah satunya, produksi batubara yang tak termanfaatkan akan semakin meningkat.

 

Berikutnya, produk turunan batubara dapat mensubstitusi BBM dan BBG.

 

Kemudian, penggunaan batubara secara konvensional sebagai bahan baku semakin terbatas.

 

“Manfaatnya kita bisa mengurangi impor dan meningkatkan ketahanan energi dalam negeri. Dan juga semakin banyak rantai usaha yang bisa kita ciptakan dari pengembangan industri batu bara ini,” jelas Sujatmiko.

 

Dari sisi lingkungan, jelasnya, hilirisasi batubara bisa mengurangi emisi CO2 atau karbon dioksida.

 

Adapun cadangan batubara terbesar di Indonesia terletak di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

 

Gubernur Kalsel Sahbirin Noor  menyatakan dukungan  terhadap program hilirisasi batubara.

 

“Kebijakan ini harus kita kawal bersama agar bisa berjalan sesuai kebutuhan masyarakat.

 

Di mulai dari seminar ini dan nantinya pelaksanaan di lapangan,” tegasnya melalui video conference dari kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalsel, Banjarmasin.

 

Sahbirin juga menyebutkan, sumber daya batubara di Kalsel sebesar 17 miliar ton, sedangkan cadangan batubara sebesar 3,9 miliar ton.

 

“Insyaallah Kalimantan Selatan bisa mencapai kemajuan yang lebih signifikan lagi,” ucapnya.

 

Seminar daring ini merupakan besutan Harian Kompas bersama Bank Indonesia, didukung PT. Adaro.

 

Narasumber para pemangku kepentingan, antara lain Wakil Gubernur Kalsel H Muhidin, Asisten Gubernur BI, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Dirjen Minerba Kementerian ESDM.

 

Kepala KPw BI Kalsel, Dirut PT. Adaro Power, serta Direktur Eksekutif APBI-ICMA.