BANJARMASIN, Metro7.co.id – Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kalimantan Selatan (Kalsel) berupaya menjadikan tanaman porang sebagai komoditas ekspor andalan.

Kepala Dinas TPH Kalsel, Syamsir Rahman, mengatakan pada bulan April lalu, Balangan menjadi kabupaten pertama di Kalsel yang mengekspor porang ke negara Jepang.

 

“Sebanyak 100 ton yang diminta oleh negara Jepang untuk dikirim secara bertahap selama 5 bulan. Jadi kira-kira setiap bulan kita harus menyediakan 20 ton untuk dikirim ke Jepang,” ucap Syamsir di Banjarmasin.

 

Pada tahun 2022 mendatang, Syamsir mengatakan Pemerintah Provinsi Kalsel berencana mengembangkan budidaya, juga pengolahan tanaman porang.

 

“Nantinya, itu akan kita masukkan ke dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2022. Untuk Anggaran Pendapatan Belanja Negara Indonesia (APBN) sudah bisa kita floating untuk membeli alat potong umbi porang menjadi bagian chip,” tutur Syamsir.

 

Syamsir berharap, keberhasilan pengembangan porang nantinya bisa berdampak pada kesejahteraan petani dan masyarakat Kalsel.

 

“Maka nantinya akan berdampak sangat baik kepada peningkatan masyarakat tani dan secara keseluruhan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Banua,” ucap Syamsir.

 

Sementara itu, Kepala Seksi Perbenihan, Perlindungan, Pengolahan dan Pemasaran Tanaman Pangan Dinas TPH Kalsel, Zainul Arifin, menyebutkan hampir seluruh kabupaten/kota di Kalsel telah membudidayakan tanaman porang.

 

“Antara lain Kabupaten Hulu Sungai Utara,  Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Banjar, Tapin, Kotabaru, Barito Kuala, Balangan, Tanah Bumbu dan Kota Banjarbaru. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk kabupaten yang lain juga ikut membudidayakan porang ini,” kata Zainul.

 

Harga porang pun cukup beragam, tergantung jenis, mulai dari bibit hingga olahan.

 

“Pada bulan November ini untuk harga beragam seperti jenis chip mencapai Rp50 ribu/Kg, umbi Rp7 sampai Rp8 ribu/Kg, umbi katak Rp250 sampai Rp300 ribu/Kg, spora Rp350 ribu, bibit porang Rp2 ribu/polybag dan bibit umbi Rp25 ribu/Kg,” kata Zainul.