Kalsel Masuk 10 Besar Kasus Bunuh Diri Tertinggi di Indonesia
BANJARMASIN, metro7.co.id – Kalimantan Selatan (Kalsel) kini menghadapi lonjakan kasus bunuh diri yang mengkhawatirkan.
Terbaru, kasus bunuh diri diduga dilakukan oleh Sunu (37), warga Mojokerto, Jawa Timur. Sunu diduga menceburkan diri ke Sungai Martapura dari Jembatan Basirih, Banjarmasin, Kamis (16/5). Jenazahnya ditemukan oleh Tim SAR Gabungan, Sabtu (18/5).
Menurut data dari Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Polri, Kalsel masuk dalam 10 besar provinsi dengan jumlah kasus bunuh diri tertinggi di Indonesia.
Dari 287 kasus bunuh diri yang tercatat antara 1 Januari hingga 15 Maret 2024, tujuh di antaranya terjadi di Kalimantan Selatan.
Kasus serupa juga marak di Kabupaten Tabalong. Sejak awal tahun, sudah ada tiga kasus bunuh diri di wilayah ini, dengan semua korban ditemukan menggantung diri di rumah.
Teranyar, Wahyu (37), warga Kecamatan Jaro, ditemukan tewas pada 6 Mei 2024. Ketiga korban berasal dari latar belakang yang berbeda, termasuk dua kepala keluarga dan satu pekerja salon kecantikan.
Menurut Humas Polres Tabalong, Iptu Joko Sutrisno, penyebab pasti bunuh diri ini tidak diketahui karena para pelaku tidak meninggalkan pesan.
Joko menekankan pentingnya edukasi mengenai kepedulian antar anggota keluarga dan komunitas untuk mencegah kasus bunuh diri.
Di Kabupaten Baritokuala, Kapolres AKBP Diaz Sasongko mencatat satu kasus bunuh diri di Kecamatan Rantau Badauh. Pria berusia 25 tahun ini meninggalkan seorang istri dan putri berusia satu tahun.
Polres Batola berencana bekerja sama dengan pemerintah kabupaten dan instansi terkait untuk memberikan konseling kepada masyarakat guna mengetahui akar masalah yang mendorong bunuh diri.
Kasus lain terjadi di Kabupaten Tanahlaut, di mana seorang remaja laki-laki berusia 18 tahun di Desa Gunungmelati, Kecamatan Batuampar, mengakhiri hidupnya pada 5 Februari lalu.
Kepala Desa Gunungmelati, Muhammad Yasin menduga tekanan akibat bullying menjadi penyebab utama. Korban mengalami tekanan batin sejak di-bully di sekolah dan akhirnya mengurung diri di rumah.
Untuk mengatasi masalah ini, pihak desa bersama dinas terkait melakukan penyuluhan kepada masyarakat guna meningkatkan perhatian terhadap anak-anak dan mencegah insiden serupa.
Kepala Dinas Kesehatan Tanah Laut, dr Hj Isna Farida, menekankan, bahwa kesehatan jiwa menjadi prioritas dalam program kesehatan daerah.
“Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan dukungan dari keluarga serta komunitas menjadi kunci dalam upaya pencegahan bunuh diri di Kalsel,” katanya.
“Diharapkan dengan kolaborasi antara pemerintah, aparat kepolisian, dan masyarakat, angka kasus bunuh diri dapat ditekan dan masyarakat dapat hidup dengan lebih sehat dan bahagia,” tutupnya.