Tanjung — Sebanyak 31 orang karyawan PT Adaro Indonesia mengikuti pembinaan mental dan fisik (Bintalsik) ke XVI tahun 2013 selama 12 hari. Pembukaan bintalsik ini dilakukan melalui sebuah upacara di halaman Markas Kodim (Makodim) 1008 Tanjung, Senin (10/6) tadi.
Komandan Kodim (Dandim) 1008 Tanjung Letkol (Inf) Bambang Herquatanto bertindak sebagai inspektur upacara dan dihadiri oleh GM Operasional PT Adaro Indonesia Priyadi, Kepala Staf Kodim (Kasdim) 1008 Tanjung Mayor (Inf) Djoko Soesilo, serta para perwira dan anggota Kodim 1008 Tanjung.
Dalam sambutannya Letkol (Inf) Bambang Herquatanto menyampaikan ucapan selamat datang kepada para peserta. Ia berharap agar waktu pelaksanaan bintalsik yang cukup singkat itu di manfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh peserta guna menimba ilmu yang diberikan oleh para pelatih.
Bintalsik ini diharapkan dapat menambah wawasan kebangsaan dan mewujudkan disiplin dalam melaksanakan tugas pekerjaan. “Hasil Bintalsik juga dapat berguna bagi saudara-saudara sekalian menunjang pelaksanaan tugas kedepan di perusahaan PT Adaro Indonesia,” katanya.
Sementara GM PT Adaro Indonesia Priyadi juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dandim 1008 Tanjung beserta jajarannya atas kerjasamanya dalam penyelenggaraan pelatihan bintalsik bagi karyawannya. Kegiatan ini merupakan yang kesekian kalinya dalam penyelenggaraan Bintalsik.
Priyadi berharap agar karyawannya yang mengikuti pelatihan supaya bisa memacu semangat untuk meniti karier di manapun ditugaskan.  Memang kondisi industri pertambangan batu bara di dunia saat ini mengalami kelesuan, khususnya di Indonesia. Karena kondisi industri batu bara ini sangat terpengaruh bagaimana penyerapan ataupun perkembangan ekonomi di China.
Menurut Priyadi, saat ini dunia ini sedang mengalami perang ekonomi, terutama antara Amerika Serikat dan China. Penyebannya adalah pertumbuhan ekonomi China yang begitu besar.
Pertumbuhan ekonomi China dipacu oleh industri di Negeri Tirai Bambu itu yang berkembang dengan pesat. Biaya produksi di negara tersebut sangat rendah sehingga mampu bersaing dengan Negara lain.
Untungnya, kini Amerika Serikat menemukan cadangan gas yang begitu besar sehingga biaya produksi bisa dipangkas. Pertumbuhan ekonomi sebagai barometer global pun kini mulai kembali ke negeri Paman Sam.
Dengan ditemukannya cadangan gas yang besar, Amerika Serikat tidak lagi menggunakan batubara. Oleh karena itu mereka menjual batubara ke negara-negara lain.
“Kalau batubara dikompetisikan dengan gas jauh sekali, kita bisa menang kalau dikompetisikan dengan minyak. Kita perlu mengantisipasi sebab kita bekerja pada industri yang sangat sensitif, pariable-pariablenya dengan teknologi, maka dari itu insan-insannya, orang-orangnya personelnya, harus yang benar-benar disiplin, mempunyai kompetensi yang cukup untuk menjalankan proses produksi,” kata Priyadi. (Metro7/Via)