Kearifan Lokal, Banua Lawas kembali Merayakan Maulid Nabi Makan Batalam Bakipas Pangeran
TANJUNG, metro7.co.id – Tradisi masyarakat Kecamatan Banua Lawas dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW kembali dilaksanakan Kamis (3/10) bertepatan 30 Rabiul Awal 1446 Hijiriah di Lapangan 17 Mei Kecamatan Banua Lawas.
Ribuan jemaah masyarakat dari 15 desa se Kecamatan Banua Lawas dan masyarakat Tabalong umumnya antusias berdatangan untuk menghadiri dan merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW makan batalam ini.
Turut berhadir Pj Bupati Tabalong, Hj Hamida Munawarah bersama para kepala SKPD terkait, perwakilan perusahaan dan akademisi.
Camat Banua Lawas, H Suwandi menyampaikan, tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW makan batalam ini sebagai kearifan lokal di Bumi Pusaka Kecamatan Banua Lawas yang merupakan Warisan Tanpa Benda (WTB).
“Tradisi ini akan kita angkat terus menjadi Icon Bumi Pusaka Banua Lawas,” katanya.
Perayaan peringatan Maulid makan batalam ini telah dilaksanakan diberbagai desa-desa, baik di mushola, mesjid sebagai tempat ibadah sehingga kearifan lokal tetap dijaga dan dilestarikan. “Kita angkat bersama dalam icon menjadi suatu kebudayaan yang positif,” katanya.
Pelaksanaan perayaan Maulid makan batalam tahun ini semua stan-stan terisi dengan baik. Artinya antusias warga dari masing-masing desa di Kecamatan Banua Lawas didukung satuan kerja perangkat daerah termasuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan juga memberikan support, begitu juga dari lintas lain dengan antusias turut mendirikan stan juga ini menandakan kebersamaan, keikutsertaan yang juga didukung antusias warga di Wilayah Kecamatan Banua Lawas.
Partisipasi masyarakat masing-masing desa menyediakan hidangan makanan bervariasi sesuai dengan jumlah penduduknya dan kemampuan desa.
Bagi desa yang jumlah penduduknya banyak mereka menyumbangkan hidangan makanan sampai 50 talam satu desa.
Diharapkan ke depan sebagai kearifan lokal ini harus dijaga dan lestarikan diangkat terus dengan kebersamaan.
“Berikan icon terbaik untuk kita lestarikan agar kearifan lokal tetap terjaga walaupun kita melakukan perkembangan- perkembangan tentang dunia modern dan menghadapi Ibu Kota Nusantara, tetapi tetap kita kembangkan terus untuk budaya sebagai kearifan lokal,” imbuhnya. ***