TANJUNG – Tanaman jenis kelapa Salak yang konon berasal dari sungai Gambut Pelaihari Kalimantan Selatan mempunyai nilai ekonomis yang snagat bagus kalau kita kembangkan, mengingat usia tanaman ini relative lebih cepat berbuah di usia tanam sekitar 4 tahun sudah berbuah dan kualitas buah nya pun memiliki isi ketebalan sama dengan kelapa biasa, begitu pula buahnya cukup besar dan sangat lebat.
 Ironisnya tanaman jenis kelapa Salak di Kalimantan Selatan menjadi tanaman yang dianggap langka, namun di daerah Manado Sulawesi Utara tanaman kepala Salak menjadi salah satu andalan yang sudah banyak dikembangkan disana, baik untuk tanaman produksi minuman kaleng maupun kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Berkaitan dengan upaya pengelolaan lingkungan dan pengembangan peningkatan ekonomi masyarakat di sekitar lingkungan wilayah operasional pertambangan PT Pamapersada Nusantara (PT Pama) melalui kebijakan Community Development dengan program CSR nya PT Pama telah mengembangkan pembibitan kelapa Salak sebanyak 15 ribu biji bibit kelapa Salak asal Manado disamping pengembangan pembibitan pohon Mahoni dan Trambesi yang akan dibagikan kepada masyarakat di sekitar jalur operasional perusahaan guna ditanam di pekarangan-pekarangan dan di sekitar rumah tempat tinggal.
 Menurut Community and Government Relation Departement Head PT Pamapersada Nusantara Mulyana Rusman, tanaman kelapa Salak cocok juga ditanam di depan-depan hotel maupun di pantai-pantai tempat rekreasi karena tanamannya unik, tidak terlalu tinggi bisa juga dijadikan pohon hias.
“Tanaman kelapa Salak ini juga diprogramkan oleh Dinas Perkebunan kabupaten Tabalong untuk diberikan kepada masyarakat yang tergolong miskin, guna ditanam di sekitar rumah yang diharapkan nantinya bisa dijadikan sumber penghasilan sampingan,” katanya. (Metro7/Via)