BANJARMASIN, metro7.co.id – Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggencarkan Program Upaya Khusus (UPSUS) Antisipasi Darurat Pangan.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan, pengembangan lahan rawa merupakan komitmennya untuk mempercepat kebutuhan masa tanam dalam waktu dekat ini.

“Pengembangan lahan rawa ini dikelola melalui optimasi lahan yang diharapkan dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan produktivitas,” ujar Mentan Amran.

“Tolong bantu percepat tanam percepat produksi sehingga kita tidak perlu impor. Kami akan bentuk brigade, ada combine harvester, excavator, traktor dan lain-lain. Saya mau pemuda-pemuda yang mengelola, nanti bagi hasil sehingga pemuda untung, petani pun untung,” tambahnya.

Menindaklanjuti hal tersebut, Kepala Badan (Kabadan) Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi saat kunjungan kerja ke Desa Kayu Rabah, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kamis (30/5), berkesempatan menemui para petani, penyuluh pertanian, Babinsa dan Kepala Desa setempat.

Kabadan meminta agar dapat dibantu untuk dibuat saluran sodetan untuk mengatur ketinggian air di lahan rawa tersebut.

“Saat ini permasalahan yang ada yaitu lahan selalu banjir, sehingga sudah bertahun-tahun, sekitar 4 hingga 5 tahun tidak ditanami dan dibiarkan oleh petani,” bebernya.

Ia menyampaikan, jika BPPSDMP akan membantu untuk berkoordinasi kepada Kementerian PUPR dan bantuan dari Dinas pertanian terkait, karena itu bukan kewenangan Kementan terkait irigasi besar.

Sementara Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Bustanul Arifin Caya mengajak penyuluh untuk membantu memonitor pelaksanaan kegiatan UPSUS Darurat Pangan di Provinsi Kalimantan Selatan.

“Penyuluh harus bisa mendorong kegiatan UPSUS ini, karena penyuluh adalah ujung tombak dalam pelaksanaan kegiatan pertanian,” jelasnya.

Sebagai informasi, Desa Kayu Rabah memiliki luas lahan rawa potensial 3.000 Ha, dengan variates yang biasa ditanam Mekongga dengan provitas rata-rata 4 ton/Ha.