BANJARMASIN, metro7.co.id – Respon yang bagus dari Walikota Banjarmasin yang memantau dan bahkan mendatangi lokasi sekolah yang rusak, dinilai Wakil Rektor Satu Unukase, Dr H Jarkawi itu sepatutnya dilakukan oleh seorang pimpinan.

“Kalau ada sekolah bocor, cepat ditindaklanjuti. Kalau ada sekolah yang halamannya tidak terbina karena tidak ada dananya, langsung saja disikapi,” ujar Jarkawi, Sabtu (25/8).

Sehingga hal itu, menurut Jarkawi, kalau fasilitas dan sarana prasarana lengkap dengan kondisi yang kondusif, maka proses pendidikan berjalan dengan bagus dan akan melahirkan anak-anak Bangsa yang berkualitas.

Disinggung penyiapan dana rehabilitasi sekolah untuk antisipasi jika ada kerusakan bagian sekolah, Jarkawi menyertakan, kalau sekolah swasta itu sudah biasa. Tapi sekolah negeri tanggung jawab Pemerintah dengan dana seperti Anggaran Belanja Tambahan (ABT) bisa dialokasikan untuk sekolah yang tidak tercover sebelumnya dan bisa untuk rehab-rehab ringan.

Menurut Jarkawi lagi, selama ini banyak sekali ruang belajar sekolah yang rusak, bahkan ribuan sekolah, baik di SD maupun SMP di Banjarmasin mengalami kerusakan ruang kelas untuk sekolah.

“Untuk itu perlunya tindak lanjut yang cepat dari pemerintah setempat untuk segera merehab perbaikan ruang kelas tersebut, agar para murid dan guru bisa belajar dengan aman dan nyaman,” ujar Jarkawi.

Sementara, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin, Arufah Arif mengungkapkan, kebanyakan kerusakan terjadi dikarenakan konstruksi bangunan yang sudah tua puluhan tahun dan juga bahan bangunan yang terbuat dari kayu hingga cepat lapuk dan rusak, dan ini sangat memprihatinkan sekali banyaknya gedung SD-SMP di Banjarmasin perlu perbaikan menyeluruh.

“Ada yang ruang kelasnya rusak ringan, sedang sampai rusak berat, memang harus segera diperbaiki. Berdasarkan dari data Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, dari SD yang berjumlah 256 di Banjarmasin terdapat ruang kelas 2.341, ada sekitar 1.300 yang mengalami kerusakan,” jelas Arufah.

Dilain tempat, mantan Kepala Dinas Kota Banjarmasin, Nuryadi mengungkapkan, banyaknya bangunan SD yang rusak tersebut kebanyakan ruang kelas dan jumlahnya pun ribuan di Banjarmasin ini, dan kerusakan tergantung berat dan ringannya, tapi kebanyakan rusak ringan.

Dulu pihaknya terus mengupayakan untuk meningkatkan perbaikan bangunan SDN di Banjarnasin, namun belum bisa seoptimal mengingat keterbatasan anggaran, tentu saja perbaikkan satu unit ruang kelas bisa membutuhkan dana paling minimal ratusan juta rupiah.

“Karena anggaran terbatas itu baik dari sumber APBD maupun DAK yang memang dikucurkan dari Pemerintah pusat, jadi perbaikannya harus dilakukan tidak sekaligus dan menyeluruh, tapi setidaknya pasti akan dilakukan perbaikan untuk ruang kelas yang rusak secara bertahap,” tutup Nuryadi yang sekarang menjabat sebagai Kepala Dinas Sosial Kota Banjarmasin ini.