Amuntai — Suasana belajar mengajar di SMUN 1 Amuntai, baru-baru tadi, terganggu oleh sebuah peristiwa bernuansa mistik. Dimana sebagian siswi di sekolah ini mengalami kesurupan massal.  Kepala SMUN 1 Amuntai Drs H Ahdiat Gazali Rahman SH MH mengatakan peristiwa itu mulanya terjadi saat upacara bendera yang rutin dilaksanakan setiap hari Senin. “Pada awalnya cuma dua orang yang berteriak-teriak, dan disusul oleh tiga orang siswi lainnya sehingga totalnya berjumlah 5 orang,” terang Ahdiat.
Namun setelah lima orang tersebut dibawa ke ruang UKS, siswi lain juga mulai berteriak histeris dan berjatuhan.
Melihat kondisi seperti itu Ahdiat memerintahkan para dewan guru agar segera memulangkan siswa lainnya. “Karena kondisinya sudah sangat tidak memungkinkan untuk melangsungkan proses belajar mengajar dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terpaksa seluruh siswa kita pulangkan,” ujarnya.
Sementara untuk menyadarkan siswa yang kesurupan dilakukan oleh salah seorang guru yang mengerti ilmu kebathinan.
Peristiwa serupa kembali terjadi keesokan harinya. Sebanyak 25 orang pelajar di sekolah tersebut kembali berteriak-teriak histeris secara bergantian.
Melalui komunikasi yang dilakukan orang pintar yang mengerti ilmu gaib dengan perantara seorang siswi yang kesurupan, makhluk gaib di tempat itu meminta pihak sekolah mengadakan selamatan dengan menyediakan kue sebanyak 41 macam. Makhluk gaib mengklaim pihak sekolah tidak permisi saat melakukan penambahan bangunan di lingkungan sekolah yang disinyalir juga merupakan tempat tinggal mereka.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan HSU Drs Hery Priyanto menghimbau para siswa sebelum turun ke sekolah terlebih dahulu harus sarapan dan mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran. “Sebelum ke sekolah hendaknya makan dan minum secukupnya dan pikiran jangan sampai kosong sehingga memudahkan makhluk lain untuk memasuki alam bawah sadar kita,” jelasnya.
Hery juga meminta agar jangan terlalu tegang saat menghadapi pelajaran, apalagi bagi siswa akan menghadapi UN. Semua itu menurutnya akan berdampak negatif terhadap mental siswa. (Metro/Ayie)