BANJARMASIN, metro7.co.id – Beberapa tahun belakangan pendidikan menghafal Alquran menjadi booming. Di sejumlah daerah Rumah Tahfizd Al-Quran tumbuh berkembang dengan baik, tidak terkecuali di Kota Banjarmasin.

Sejumlah Rumah Tahfizd Al-quran menjadi pilihan bagi orang tua dalam mengajarkan dan mengenalkan anak-anak tentang agama Islam. Rumah Tahfizd pun menjadi salah satu kebutuhan pendidikan disamping pendidikan formal.

Dibandingkan dengan sekolah lainnya, para pengajar di Rumah Tahfidz Al-quran lebih menonjolkan semangat pengabdian, keikhlasan dan berharap ridho Allah SWT.

Pengabdian luar biasa pengajar yang terdiri dari Ustadz dan Ustadzah ini, memang tak sebanding dengan apa yang mereka terima yakni honor mengajar. Justru para pengajar ini tetap bersemangat meskipun honor yang diterima kecil dan terkadang harus impas dengan biaya operasional transportasi menuju lokasi belajar.

Nasib para pengajar ini pun sempat menjadi perhatian Rumah Tahfidz se-Kota Banjarmasin. Organisasi yang membawahi sejumlah rumah tahfizd ini pun berupaya keras mendorong peningkatan kesejahteraan para pengajar yang merupakan anggota organisasi mereka, Kesejahteraan guru sebagai pengajar Al-Qur’an menjadi perhatian.

Karena banyak diantara mereka akhirnya hidup jauh dari kata cukup.

“Selain meningkatkan kapasitas para pengajar, fokus kami adalah bagaimana mendorong kesejahteraan para tenaga pengajar seperti Ustadz maupun Ustadzah. Meskipun sebagian besar itu karena pengabdian, namun jerih payah mereka untuk memajukan umat terutama generasi muda agar hafiz Al-quran tetap kita perhatian,” ujar Dr.Hj Ida Komalasari, Ketua Rumah Tahfidz se-Kota Banjarmasin, kepada wartawan seusai Rapat Pengurus di Rumah Tahfizd Daarul Ilmi, Sabtu siang (25/07/2020).

Sebagai organisasi yang membina para pengajar di rumah Tahfizd, tambah Ida Komalasari, Rumah Tahfizd se-Kota Banjarmasin, berharap ada perhatian pula dari pemerintah, terutama kesejahteraan para ustadz dan ustadzah yang mendedikasikan sebagian hidupnya mengajari generasi muda termasuk para lansia ilmu keagamaan dan membaca serta menghafal Al-quran.

“Mudah-mudahan pemerintah apakah Provinsi Kalsel atau pun kota Banjarmasin, memberikan perhatian penuh juga kepada pengajar di seluruh rumah tahfizd, seperti halnya honor daerah. Semoga saja pemerintah menganggarkan seperti halnya di Sumatera Selatan yang memberikan apresiasi bagi 1000 ustadz dan ustadzah yang mengajar di rumah tahfizd,” ujar Ida Komalasari berharap.

Koordinator Rumah Tahfizd Kalsel, ustadz Darussaleh, mengatakan persoalan kesejahteraan tenaga pendidik seperti pengajar di rumah tahfidz memang sudah sepatutnya dilakukan. Walaupun diakui banyak para pengajar tersebut tidak begitu mempersoalkan besaran honor. Namun secara hakiki dan manusiawi, reward kepada tenaga pendidik itu wajib diberikan, meskipun hal itu tergantung kemampuan fiinansial rumah tahfidz dimana ustadz dan ustadzah ini mengabdi.

“Kualitas Rumah Tahfidz Qur’an tidak kalah dengan Lembaga Pendidikan lainnya. Dalam proses mengajar untuk kesejahteraan para ustad dan ustadzah, memang ada infaq yang diberikan, meskipun bukan itu tujuan utama. Karena sesungguhnya mereka mengajar karena keikhlasan dan pengabdian untuk mendidik santri hafal quran. Tapi wajar saja kita kita bersama-sama mengupayakan honor yang sepantasnya,” ucap Ustadz Darussaleh saat mengukuhkan Pengurus Rumah Tahfidz se-Kota Banjarmasin, di Sekretariat Rumah Tahfidz Banjarmasin, Sabtu siang, (25/07/2020). ***