BANJARMASIN, metro7.co.id – Di era industri 4.0, dunia radio pun dituntut supaya mampu mengikuti perkembangan teknologi kepenyiaran.
Sedangkan tokoh yang menjadi ujung tombak adalah penyiar yang mempunyai suara berkarakter, untuk memperkuat informasi yang disampaikan kepada pendengar.

” Didukung berita-berita informatif yang disampaikan kepada masyarakat,” ungkap Koordinator Bagian Pemberitaan LPP RRI Banjarmasin Nordiana, S.Sos, M.I.Kom dan Koordinator Liputan Pemberitaan Yusnan, Sabtu ( 14/5/2022 ), di Banjarmasin.

Ketika menyambut hangat kunjungan kerja Direktur Radio Swara Bersujud ( RSB ) Tanah Bumbu Sukriansyah dan Ketua Dewan Pengawas RSB Ardiansyah ke RRI ( Pro 1 ), Nordiana menegaskan, karena penyiaran merupakan ujung tombak maka mereka harus disiplin dalam melakukan tugasnya.

Jika mereka datang terlambat menjalankan tugas dalam lima menit saja, maka harus diberikan sanksi tegas.
” Mereka yang terlambat datang kita berikan Surat Peringatan ( SP ) Pertama, kalau sampai melanggar, maka pel.uang untuk diberhentikan ada,” tegas Nordiana.

Dengan diberlakukannya SP-1 bagi penyiar, sehingga — setelah itu — tidak ada lagi penyiar RRI yang melanggar. Meskipun hari hujan mereka tetep turun ke kantor untuk siaran.

Sebagus apapun berita yang ditulis tidak akan sampai kepada pendengar jika tidak dibacakan penyiar.
Selain itu, lanjut Nordiana, penyiar harus bisa berimprovisasi dalam hal siaran. Misal ketika memutar lagu -lagu harus ada selingan berita ringan bagi pendengar.

Sementara itu, Yusnan menambahkan, supaya dapat bersaing dengan radio-radio digital di era milenial penyiar selain ujung tombak mereka merupakan etalase di radio tempatnya bertugas.

Jadi, seharusnya mengetahui segmentasi pendengar, hingga memahami semua seluk beluk aktivitas keseharian mereka, tentu informasi yang akan disampaikan tidak jauh dari rutinitasnya.

Disamping itu agar pemberitaan lebih terarah, jelas Yusnan, harus ada agenda setting. Semua kru pagi hari saat turun ke kantor harus rapat membicarakan topik apa yang hangat diangkat untuk berita dan disiarkan hari itu.

” Kalau tanpa agenda setting, berita atau siaran yang kita angkat menjadi topik tidak terarah,” tegas Yusnan.

Dalam kesempatan berkunjung ke RRI Banjarmasin, Sukriansyah dan Ardiansyah mengungkapkan, kunjungan mereka ke radio milik pemerintah pusat ini bertujuan meningkatkan SDM staf RSB yang dipimpinnya saat ini.

Bahkan sedang dijajaki kerjasama tenaga penyiar dan reporter magang di RRI Banjarmasin.
” Insyaallah, untuk meningkatkan kualitas reporter RSB dan penyiar, saya mempunyai program mengirim mereka magang ke RRI,” kata salah satu wartawan senior di Kalimantan Selatan itu.

Untuk magang di RRI, jelas Nordiana dan Yusnan, pihaknya siap bekerja sama kapan saja. ” Nanti mereka kita bawa ke lapangan,” kata Yusnan.