BANJARMASIN, metro7.co.id – Akibat adanya kebocoran pipa distribusi primer PVC diameter 500 milimeter dan 630 mili meter, yang berlokasi di Jalan Sutoyo S. (Seberang Indomaret) dan Jembatan Dewi, membuat pihak PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin melakukan perbaikan. Sehingga pompa di-off-kan dan terjadi matinya air ke pelanggan.

Matinya air itu berlangsung Selasa dan Rabu, tanggal 22 sampai 23 Juni 2021.

Lokasi itu kata Humas PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin Muhammad Nur Wahid, arah ke Banjarmasin Barat dan sebagian tengah yang mengalir ke Sutoyo.

“Dimana ada beberapa titik yang harus kita perbaiki. Antara lain di Sutoyo kira-kira 500 meter sebelum tower. Terus di jembatan Dewi. Ada indikasi di jalan A. Yani SMP 26 muka kita,” kata Wahid.

Dikatakan, kebocoran itu terjadi karena pipa-pipa sudah tua dan harus minta ganti. Pihaknya mau menaikkan tekanan. Tetapi pipa-pipa mereka, sepertinya tidak sanggup.

“Tidak sanggupnya bukan hanya pipanya, tapi juga tekanan luar. Pada kebocoran itu yang terjadi itu ada di samping sungai dan di situ banyak truk-truk yang lewat, barang-barang yang berat lewat. Di situ ada namanya tekanan luar. Sehingga pipa-pipa kita yang usang itu mengalami pecah atau bocor di situ,” Wahid menambahkan.

Untuk itu pihaknya, kata Wahid, melaksanakan pekerjaan dengan mematikan kompa selama 6 jam.

“Di dalam pengumuman itu kenapa kita harus matikan pompa? Karena pipanya besar 630. Jadi mati 6 jam. Terus normalnya itu sesuai dengan jarak dan tekanan. Artinya kalau jaraknya dekat dari kantor PDAM, mungkin akan cepat teraliri. Tapi daerah ujung Trisakti, Pelambuan dan daerah ujung sana, itu akan mengalami agak lambat. Karena air itu tidak seperti listrik. Yang mana (misalnya) jam 8 di-on-kan, maka jam 8 juga semua akan on. Tapi kalau air PDAM akan mengalir ke pipa-pipa besar dulu, ke pipa blok, baru ke pipa sambungan rumah.

Karena sesuai tekanan dan jarak, kata Wahid, kalau dihitung jarak dari ujung ke ujung, biasanya 12 jam saat setelah pompa mati. Tetapi kita akan lihat lagi, apakah akan bisa langsung dilakukan.

“Ini seperti buah simalakama. Kalau kita kasih tekanan tinggi, pipa akan banyak jebol. Tapi kalau dikasihkan yang rendah, air akan lambat sampai. Ini yang bikin pusing kita. Tapi bagaimana pun kita akan mengupayakan untuk sesegera perbaikan dan segera mungkin selesainya,” Wahid menegaskan.

Ditanya mengenai pipa baru, katanya pipa baru sampai saat ini belum ada karena mengganti pipa hampir 50 milyar rupiah. Sedangkan PDAM sampai 4 tahun ini belum ada penyertaan modal dari Pemko Banjarmasin.

“Kita berdo’a saja. Mudah-mudahan pihak Pemerintah tahun ini bisa menggelontorkan lagi berupa bantuan penyertaan modal. Sehingga kita bisa segera mungkin mengganti pipa-pipa kita yang sudah tua semua. Karena usia pipa sudah usianya tua, ditambah lagi dengan tekanan-tekanan di luar pipa yang begitu banyak. Jadi intinya kenapa tidak diganti? Inginnya diganti, tetapi duitnya tidak ada,” kata Wahid.

Sehingga diharapkan kepada pihak Pemerintah untuk bisa lagi memberikan penyertaan modal kepada PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin. ***