BANJARMASIN, metro7.co.id – Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF) ke 5 resmi dibuka Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina, di Hotel Mercure Banjarmasin, Jumat (8/10/2021) malam.

 

Salah satu rangkaian kegiatan hari jadi kota Banjarmasin ke 495 tahun ini bertajuk, Nature, Sustainability, and Empowerment.

 

Dengan harapan masyarakat khususnya para pengrajin kain pakaian khas raja Banjar, lebih peduli dengan kelestarian lingkungan.

 

Menurut Ibnu Sina, Natural adalah kewajiban setiap individu di kota berjuluk seribu sungai untuk menerapkannya, dengan mengadopsi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan sesuai Sustainable Development Goals (SDGs).

 

“SDGs sudah menjadi prinsip dalam pembangunan di Kota Banjarmasin, sehingga 17 target pencapaian pembangunan berkelanjutan harus kita aplikasikan dalam berbagai kegiatan yang ada di Kota Banjarmasin,” katanya.

 

BSF, kata Ibnu memang dirancang mengakat tema sasirangan yang berasal dari pewarna alam (natural date), sehingga kain sasirangan menjadi berbeda dengan yang kain lain.

 

Dimana terdapat dua aspek yang harus dipenuhi agar sebuah produk dapat lebih unggul, pertama terkait dengan diferensiasi berbeda dengan yang lain, kemudian terkait dengan positioning.

 

“Nah dua aspek ini dalam strategi marketing dikenal sebagai sebuah upaya agar bisa dikenal, berbeda dengan yang lain dan posisi kita harus nomor satu,  minimal di Banua kita sendiri,” ujarnya.

 

Ibnu berharap, BSF tahun ini bisa lebih dipahami terutama oleh para pengrajin kain sasirangan, sehingga para pengrajinnya yang kebanyakan menetap di pinggir sungai bisa lebih hati-hati dalam mengelola industri rumah tangganya.

 

“Ini harus lebih kita angkat, karena kebanyakan para pengrajin kita ini berdiam di tepi sungai, sehingga isu terkait dengan pencemaran ini dapat diantisipasi setiap industri dan rumah-rumah pengrajin sasirangan,” pungkasnya.

 

Event budaya sasirangan terbesar di kota berjuluk Seribu Sungai ini dilaksanakan selama 3 hari, dimulai dari tanggal 8 Oktober hingga 10 Oktober 2021.