BANJARMASIN, metro7.co.id – Ranah dunia Maya belum viral dengan adanya sebuah video iringan komunitas Motor Gede (Moge), yang melintasi jembatan Alalak 1. Bukan tanpa sebab, Jembatan Alalak 1 Jembatan Alalak 1 itu baru selesai dibangun dan diresmikan untuk dilintasi untuk umum.

 

Namun nyatanya, iring-iringan moge bisa dengan leluasa melintas di jembatan yang menghubungkan Kota Banjarmasin dan Kabupaten Batola itu.

 

Tidak hanya sampai di situ. Dalam video berdurasi 35 detik itu, rombongan moge bahkan tampak dikawal Polisi Lalu Lintas (Polantas).

 

“Sebagai warga, saya kesal sekali melihat video itu. Kasihan warga yang menanti-nanti bisa melintas jembatan. Hampir setiap hari kami berkutat macet. Mestinya, kalau memang belum dioperasikan, jangan dilewati dulu,” keluh, MR salah seorang warga Handil Bakti.

 

Terkait hal itu, pengamat kebijakan publik di Kota Banjarmasin, Ichwan Nor Khalik menyayangkan aksi yang dilakukan oleh para pengendara moge.

 

“Saya heran, seperti tidak pernah belajar dari kasus-kasus di daerah lain saja. Apalagi sampai ada pengawalan dari aparat kepolisian,” ucapnya.

 

Ichwan pun lantas mempertanyakan, apakah moge memang memiliki keistimewaan. Padahal menurutnya, tak ada ketentuan yang mengatur bahwa moge harus dikawal.

 

“Sepengetahuan saya, pengawalan itu hanya berlaku untuk kepala negara, ambulans dan pemadam kebakaran,” tegasnya.

 

“Kalau memang mau dibuka, sekalian saja dibuka. Agar masyarakat lainnya bisa melintas. Tapi, bila memang belum bisa dibuka dan belum diresmikan, jangan diberikan prioritas untuk moge. Pakailah jalan yang umum. Jangan mencontohkan yang tidak baik,” tegasnya lagi.

 

Ichwan pun berharap agar pihak terkait bisa memastikan memastikan menyegerakan pembukaan Jembatan Alalak 1, agar penggunaannya dapat dirasakan masyarakat luas.

 

“Apa tidak panggang melihat masyarakat yang terus merasakan macet. Sudah terlalu sering molornya,” tuntasnya.