KOTABARU, metro7.co.id – Sekretaris Sekretaris Daerah Kotabaru membuka kegiatan Rembuk Stunting Program Kegiatan Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting di Kotabaru, di Hotel Grand Surya, Selasa ( 9/8/2022 ).

Rembuk stunting suatu upaya pencegahan dan penurunan stunting secara terintegrasi dengan tujuan membangun komitmen publik serta mendeklarasikan komitmen pemerintah daerah dan masyarakat dalam upaya penurunan stunting di Bumi Saijaan.

Sekda Said Akhmad Assegaf mengatakan Pemkab Kotabaru terus berupaya melakukan percepatan penurunan, pencengahan dan penanggulangan angka stunting.

“Rembuk stunting dilakukan dengan tujuan membangun kapasitas dan komitmen semua unsur organisasi perangkat daerah, masyarakat, lembaga masyarakat dan mengimplementasikan, memantau dan mengevaluasi intervensi-interversi yang konvergensi untuk mengurangi angka stunting di Kotabaru,” kata Sekda.

Stunting kata dia tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terlambat, namun juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang, sehingga akan memengaruhi potensi generasi penerus dalam berkarya.

Upaya pencegahan lanjut dia dan penurunan stunting dilakukan melalui dua bentuk intervensi. Yaitu, intervensi sensitif dan spesifik.

Intervensi sensitif dilakukan melalui pemenuhan sanitasi dasar, advokasi atau promosi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengurangan gagal tumbuh dan meningkatkan komitmen dan kerjasama semua unsur pemerintah, swasta dan masyarakat.

Intervensi spesifik dengan prioritas 100 hari pertama kehidupan ( HPK ) melalui pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil, pemberian FE untuk ibu hamil dan remaja putri, pemberian makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil, dan pemantauan tumbuh kembang.

Selain itu, Sekda juga meminta untuk posyandu desa diaktifkan kembali dan dianggarkan di dana desa.

Sekda menghimbau semua pihak camat dan kepala desa agar memperhatikan kondisi kesehatan masyarakat terutama ibu hamil dan balita di wilayahnya dengan melibatkan unsur ketua RT dan lembaga kemasyarakatan lainnya.

Seperti PKK, Posyandu dan memaksimalkan fungsi kader kesehatan. Sehingga program atau kegiatan yang dibuat oleh OPD maupun CSR dari perusahaan dapat dilaksanakan lebih tepat sasaran untuk percepatan dan penurunan stunting. *