KOTABARU, metro7.co.id – Jalan penghubung antar Kecamatan Kelumpang Barat – Kelumpang Tengah rusak berat. Hal ini dikeluhkan warga Kelumpang.

Terhadap kondisi jalan yang memprihatinkan ini, pemerintah daerah dinilai ketua DPW Non Goverment Organisation (NGO) Jaring Pelaksana Antisipasi Keamanan (Jalak), Kotabaru, lalai dan melakukan pembiaran.

Jalan menurut dia merupakan kebutuhan manusia yang sangatlah penting melakukan aktivitas, dan akses menuju tempat diinginkan.

“Saya menilai pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotabaru seakan-akan lalai dan membiarkan jalan kian rusak padahal berada di lingkaran perusahaan baik perkebunan maupun pertambangan,” kata ketua DPW NGO Jalak Kotabaru, Herpani

Herpani mengatakan dari Desa Siayuh- Tanjungsari Kecamatan Kelumpang Barat hingga menuju Desa Sangsang Kecamatan Kelumpang Tengah jalannya rusak, licin dan dipenuhi lubang

Kondisi jalan terkelupas hingga bebatuannya tidak ada lagi dan berubah menjadi lumpur. Selain itu juga banyak lubang-lubang bermunculan dengan kedalaman dan diameter yang bervariasi,

“Selepas jembatan besi Trans Siayuh Desa Siayuh dan Tanjungsari menuju Desa Siangsang Kecamatan Kelumpang Tengah pun masih dijumpai jalan-jalan yang rusak dan berlubang serta berlumpur,” ugkap Herpani.

“Saya merasa jalan ini sudah harus segera diperbaiki lantaran kondisinya sudah parah, terlebih bila turun hujan, genangan air di mana-mana,” ujarnya.

Disampaikannya sekitar beberapa bulan lalu warga dan pihak relawan melakukan perbaikan, tapi hanya pengurukan saja memakai batu bigros dan batu putih.

Herpani berharap Bupati Kotabaru dan DPRD bisa memastikan soal rencana perbaikan jalan terlebih khusus di jalan Siayuh-Tanjung Sari menuju Desa Sang- Sang.

Perlu diketahui jalan Siayuh-Tanjung Sari-Sang- Sang ini juga menghubungkan 4 kecamatan yaitu Kecamatan Kelumpang Barat, Kelumpang Tengah, Kelumpang Utara dan Kecamatan Pamukan Selatan.

“Karena itu, saya memperkirakan, kerusakan sudah mencapai 50 persen dari total panjang jalan 10 kilometer, dan jalan rusak merupakan masalah serius di jalan Siayuh-Tanjung Sari-Sangsang,” katanya

Menurutnya sebagian besar jalan didaerah tersebut rusak total, semakin meningkatnya volume kendaraan pengguna jalan tersebut.

“Ada dua kerugian yang sangat penting yang harus kita terima ketika kita harus setiap hari melewati jalanan tersebut, yaitu perjalanan kita terhambat menjadi lambat sampai ke tujuan dan onderdil kendaraan kita pun akan mudah rusak,” kata dia

Pada musim kemarau lanjut dia jalanan tersebut berdebu jika di lewati. Jika musim hujan tiba jalanan rusak dan berlubang itu berubah menjadi kolam-kolam seakan-akan menjadi ranjau buat si pengendara.

Jalanan rusak dan berlubang merupakan tantangan dan rintangan untuk warga berkendara, yang bisa berujung maut. “Angka kecelakaan di jalanan rusak cukup banyak dan sering terjadi,” tandas Herpani. ***