KOTABARU, metro7.co.id – Indocement mencatat sejak awal tahun 2020 industri semen diterpa berbagai tantangan, mulai dari lebatnya hujan di awal tahun kemudian disusul pandemi COVID-19.

Keseluruhan pertumbuhan ekonomi termasuk industri semen berada pada titik terendah selama triwulan kedua saat awal pandemi dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.

Pemulihan mulai terjadi secara gradual di paruh kedua tahun 2020, walau relatif lambat yang disebabkan oleh kasus baru COVID-19 harian yang masih meningkat seiring dengan berjalannya pembatasan mobilitas.

Menurut Corporate Secretary PT Indocement, Antonius Marcos, pada awal tahun 2021 industri semen masih tertekan karena siklus tahunan musim hujan dan meningkatnya kasus COVID-19 usai libur akhir tahun.

Akan tetapi, ia meyakini beberapa kebijakan pemerintah seperti pembentukan Sovereign Wealth Funds (SWF), kredit kepemilikan rumah (KPR) bunga rendah, dan PPN 0 persen untuk kepemilikan rumah jenis tertentu menjadi katalis positif bagi industri semen.

Industri semen, kata dia sudah mulai menunjukkan peningkatan permintaan semen dimana pada bulan Februari 2021 telah bertumbuh positif 1 persen YoY (year over year) untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19.

Dihadiri secara langsung oleh Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (PT ITP) Christian Kartawijaya, Direktur Indocement David Clarke dan Corporate Secretary, Antonius Marcos.

“Pertumbuhan konsumsi semen yang lebih kuat akan terjadi pada semester kedua tahun ini, khususnya semen curah dengan dimulainya beberapa proyek besar baik infrastruktur, pembangunan pabrik-pabrik baru, proyek smelting dan pembangunan kawasan industri dan pariwisata baru serta proyek-proyek perumahan dari berbagai developer,” ujar Marcos dalam webinar paparan publik kinerja Indocement digelar Jumat (19/3/2021) petang.

Dihadiri secara langsung oleh Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (PT ITP) Christian Kartawijaya dan Direktur Indocement David Clarke.

Direktur Utama PT ITP Christian Kartawijaya memprediksi prospek pasar semen Indonesia semakin membaik pada 2021 yang diperkirakan sebesar plus 4% hingga 5% dibandingkan tahun lalu, untuk penjualan semen curah yang lebih tinggi terutama pada paruh kedua tahun ini.

“Ada beberapa alasan yang mendasari yakni, anggaran infrastruktur untuk tahun 2021 telah dinaikkan sebesar 38% dari tahun 2020. Kementerian Pekerjaan Umum (PUPR) mendapat porsi terbesar APBN 2021 sebesar Rp149,8 triliun, dan anggaran telah terserap hingga sekitar 7% pada awal Februari,” kata christian.

Dikatakannya proyeksi penjualan semen pada 2021 akan tumbuh 4% hingga 5% dengan mengacu pada perkiraan permintaan semen bakal tumbuh lagi dan lebih baik dibanding tahun 2020, yang tertekan dampak pandemi.

Keyakinan membaiknya penjualan semen akan ditopang dengan kenaikan anggaran infrastruktur sebesar 38% dari tahun lalu, dimana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendapat porsi terbesar dalam APBN 2021 sebesar Rp149,8 triliun dan serapannya baru 7% per Februari. ***