KOTABARU, metro7.co.id – Bercocok tanam berbasis hidroponik yang dilakoni warga Desa Tegalrejo saat pandemi ini berdampak ke warga. Dari segi ekonomi sangat membantu.

Itu tak lepas dari dukungan perusahaan produsen semen Tiga Roda, PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk Plant Tarjun. Warga desa binaan diedukasi budidaya sayur hidroponik.

Laila ketua Kelompok Tani (Poktan) Mawar Hydro, Desa Tegalrejo, mengapresiasi inisiasi yang dilakukan PT ITP dalam upaya mengembangkan sistem pertanian hidroponik bagi masyarakat tani di daerah binaan.

“Saya mewakili petani lainnya sangat berterimakasih atas upaya perusahaan dalam melatih, membantu, membimbing serta membina untuk peningkatan perekonomian masyarakat,” tuturnya.

Menurutnya, program pelatihan yang diadakan Indocement merupakan upaya memberdayakan wanita di desa-desa mitra untuk memanfaatkan pekarangan rumah menjadi lahan produktif.

Disamping itu, Indocement selalu mendorong masyarakat desa mitra untuk bercocok tanam di pekarangan rumah, baik melalui konvensional maupun hidroponik. Modal memulai budaya hidroponik sangat tergantung dengan modul yang diinginkan.

“Itu juga tergantung dari luasan lahan yang ditanam. Semakin tinggi tingkat biayanya tentu akan semakin mahal dan tergantung jumlah pipa PVC yang terpakai. Bisa menghabiskan Rp1 juta hingga Rp 1,5 juta, dan satu petaknya berukuran 3 meter x 5 meter. Tanaman hidroponik dalam waktu kurang lebih 40 hari bisa dipanen dengan hasil sekitar Rp 1 jutaan. Alhamdulillah dengan sistem itu sangat menguntungkan bagi kami warga tani,” jelasnya

“Sekali lagi terimakasih kepada Indocement yang terus fokus membina dan membimbing masyarakat yang secara tidak langsung meningkatkan taraf kehidupan komunitas tani,” ucapnya.

Management PT ITP Tarjun, Agus Rifani mengatakan dengan keberhasilan membina kelompok tani di sekitar perusahaan dalam rangka mengembangkan sistem pertanian dengan cara hidroponik tentu membuat suatu kemajuan di masyarakat, bukan hanya dalam pengembangan sumber daya manusia namun yang terpenting adalah peningkatan perekonomian masyarakat.

“Ini merupakan upaya nyata yang telah dilakukan PT ITP melalui tanggung jawab perusahaan (CSR) dalam pilar ekonomi yaitu, pertanian dengan sistem hidroponik telah menunjukkan hasilnya dan bahkan terus dapat dikembangkan. Kelompok Tani Mawar Hydro di Tegalrejo telah berhasil membudidayakan tanaman sayuran seperti sawi, pokcoy, daun bawang, seledri, menggunakan sistem hidroponik, dengan sarana sederhana serta pelatihan dari Indocement,” kata Agus.

Agus menambahkan perusahaan bersama penyuluh pertanian di Desa Tegalrejo terus mengawal program tersebut dan bercita-cita menjadikan program tersebut agar bisa menjadi kampung hidroponik,

Itu, kata Agus juga ternyata terbukti bisa mendukung perekonomian masyarakat walaupun di tengah pandemi Covid-19 sekarang. Selain itu juga dapat memenuhi kebutuhan sayuran bagi keluarga, hasil panennya bisa menambah keuntungan perekonomiannya.

Tanaman hidroponik, lanjutnya sangat mudah dan gampang untuk dikembangkan, medianya bisa dari rockwool, kapas, dan lainnya, kemudian air yang diberi nutrisi jadi tanpa harus ke sawah atau ladang sudah bisa bertani.

“Memang dengan menggunakan sistem ini maupun tidak tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, namun tergantung dari pengelolaannya dalam memanfaatkan luasnya lahan yang akan dijadikan mediasi tanam,” ujarnya.

Kades Tegalrejo, Afifuddin menyampaikan dengan bantuan dan pembimbingan oleh perusahaaan dalam mengadakan sistem pertanian hidroponik sangat bermanfaat bagi masyarakat dan bagus pastinya untuk dikembangkan.

“Kalau saya melihat sistem hidroponik ini sangat bagus sekali karena tidak menggunakan media tanam yang luas, dan itu sangat baik untuk dikembangkan namun tergantung dari para petani yang akan mengelolanya agar berhasil sebagaimana harapan. Indocement telah melakukan inovasi bagi masyarakat tani dan itu sangat membantu perekomian masyarakat kami disini,” tuturnya. *