KOTABARU, metro7.co.id – Meski takluk dari Persetala, pada puncak final Liga 3 Zona Kalsel, pelatih Kotabaru FC, tetap acung jempol dengan anak asuhnya.

Begitu juga dengan permainan dari Persetala, namun yang ia sesalkan pada laga ini adalah kepemimpinan wasit.

Karena ada beberapa keputusan wasit yang akhirnya ia nilai merugikan Kotabaru FC.

“Ini kan final kalau sampai mental wasit dirusak wasit seperti ini hancur sepakbola ke depan,” ujar pelatih Kotabaru FC, Abdul Karim

“Siapa pun tuan rumah tapi yang netralitas,” ucap dia

Karim menyarankan kalau final agar mengambil wasit dari luar kota atau Kalimantan.

“Saya sebagi pelatih sangat kecewa dengan kepemimpinan wasit. Kita tidak menyalahkan kedua kesebelasan. Pemainnya semua istimewa,” kata dia

Pihak Asosiasi Provinsi (Asprov) sendiri memastikan lanjutan putaran nasional liga 3 itu tidak ada.

Namun kata Sekretaris Asprov PSSI Kalsel, Baktiansyah mengatakan bagi Asprov yang melaksanakan diberikan slot ke babak nasional di musim kompetisi 2023, sebanyak 16 tim.

Adapun terkait jalannya pertandingan sempat memanas menurut Baktiansyah itu hal biasa, dan itu kata dia seni dalam sepakbola.

“Biasa dalam sepakbola ada gesekan, itu seni sepakbola,” ujarnya

Terkait adanya petugas Satpol PP masuk ke dalam lapangan, ia melihat tujuannya sama hanya untuk mengamankan pertandingan, hanya persepsinya yang berbeda.

Persetala merebut kemenangan atas Kotabaru FC, skor 2-0, yang berlansung di Stadion Pertasi Kencana, Pelaihari, Tanahlaut, Senin sore (30/1/23).

Perlu diketahui pertandingan sempat memanas saat hingga wasit mengeluarkan dua kartu merah untuk kedua tim. *