KOTABARU, metro7.co.id – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Kotabaru menunjukkan eksistensinya di kota berjuluk Bumi Saijaan dengan berbagi kepedulian sosial.

Ketua PWI Kotabaru, Akhmad Nurahsin Q, serta anggota melakukan anjangsana kepada anak penderita stunting di Rt 21, Desa Dirgahayu, Kamis (10/11/22).

Yakni di rumah orang tua Muhammad Muhibbin, balita stunting yang telah tumbuh normal, Karman.

Nurahsin menyampaikan kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian PWI terhadap masyarakat sekitar.

“Kepedulian sosial PWI ini menunjukkan bahwa kita hadir tidak hanya berkutat dengan masalah berita saja, melainkan berupaya untuk berinteraksi sosial dengan masyarakat,” kata dia.

Kegiatan sosial PWI, lanjut dia tidak hanya berupa anjangsana seperti ini, melainkan nantinya akan ada giat sinergi bersama jajaran aparat, Polres, Kodim, serta Lanal, dan lainnya.

Karman, ayah dari Muhammad Muhibbin sangat gembira mendapatkan kunjungan dari Ketua PWI beserta anggota.

“Alhamdulillah terimakasih banyak kepada bapak ketua PWI bersama rombongan. Kami sekeluarga sangat bersyukur, apalagi dengan adanya bantuan makanan bergizi untuk anak kami. Semoga Allah memberkahi kita semua,” ucap Karman.

Disampaikan pihak Puskesmas Dirgahayu ada sekitar 15 anak beresiko stunting. Namun dari kesekian itu ada tiga anak yang mendapatkan penanganan intensif dari salah satu perusahaan di Kotabaru.

Alhasil, dalam tiga bulan ( 90) hari, pemberian asupan makanan bergizi tinggi, hanya satu anak yang menampakkan pertumbuhan baik, yakni, Muhammad Muhibbin, usia 34 bulan, dengan pertumbuhan 5,2 PB, dan 1,2 BB.

Sementara M. Anjar, usia 24 bulan, setelah pemberian makanan bergizi tinggi dalam tiga bulan atau ( 90) hari, hanya bertumbuh, 4,6 PB, dan 1 BB.

Sedangkan M. Amin Rizki, usia 29 bulan hanya bertumbuh 2,3 PB, dan 0,7 BB, setelah melalui pemberian asupan makanan tinggi gizi selama 3 bulan, atau ( 90) hari.

Menurut keterangan orang tuanya ke dua anak ini sering sakit sakitan dan sangat kurang nafsu makannya, sehingga bantuan makanan bergizi tinggi yang diberikan tidak terhabiskan.

“Berbeda dengan Muhammad Sultonul Muhibbin, yang selera makannya baik, dalam tiga bulan pemberian makanan gizi tinggi, tiga kali sehari, plus tambahan makanan ringan, seperti biskuit, sudah berangsur memiliki berat dan tinggi badan normal,” terang Randi petugas puskesmas.

Terjadinya risiko stunting terhadap anak dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya, terjadinya pernikahan dini, yang masih minim dalam pengetahuan perawatan anak yang baik.

Selain itu pengaruh ibu pada saat hamil menderita suatu penyakit, dan kurangnya asupan gizi pada ibu saat hamil dan menyusui, dan lainnya.

Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Muhiddin pada pertemuan percepatan penurunan stunting TPPS Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2022 pada November lalu di Banjarmasin, menyebut berdasarkan survei, status gizi balita Indonesia SSBGI, tahun 2019, angka stunting nasional, 27,67%.

Sedangkan proporsi balita stunting di Kalsel, sebanyak 31,75%. Kemudian data SSGI tahun 2021 sebesar 24,4%.
Sedangkan balita stunting di Kalsel masih melebihi angka nasional, yakni 30%. ***