KOTABARU, metro7.co.id – Tim Kajian turun untuk melakukan kajian pemekaran Tanah Kambatang Lima (Takam5). Tim berjumlah 7 orang dari Universitas Lambung Mangkurat ( ULM).

Ketua percepatan pemekaran Tanah Kambatang Lima Rabbiansyah menyatakan sudah mempersiapkan segala sesuatunya termasuk warga yang akan berdialog dan juga FDG.

Tim kajian pertama akan menyambangi Desa Sungai Kupang, Cantung Barakat. Perserta dari Kecamatan Pamukan Barat, Pamukan Utara, Sungai Durian, Kelumpang Barat, dan wilayah dapil 4 lainnya.

Pertemuan kedua bertempat di Desa Geronggang, Kecamatan Kelumpang Tengah, diikuti peserta warga dari Kelumpang Barat dan Sampanahan.

Titik terakhir kata Rabbiansyah adalah di Desa Gunung Batu Besar, Sabtu. Pesertanya dari Kecamatan Pamukan Selatan, Sampanahan bahkan dari Pamukan Utara juga sebagian berkumpul di sana.

“Tentu saja kajian ini adalah syarat mutlak dari syarat mengajukan calon DOB, terlebih nanti akan kita gunakan sebagai dasar meminta rekomendasi DPRD dan juga Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan,” kata dia.

“Harapannya kajian ini menghasilkan sebuah kalimat bahwasanya Tanah Kambatang Lima layak untuk menjadi sebuah kabupaten baru, tentu saja untuk menjawab segala bentuk persoalan dan kesenjangan yang ada yang dirasakan masyarakat Kotabaru daratan,” ujarnya

Besok kata dia juga akan dibahas terkait letak ibukota calon Kabupaten Tanah Kambatang Lima, yang mana di awal pihaknya sudah bersepakat bahwasanya letak ibu kota sepenuhnya diserahkan kepada tim kajian.

Karena mereka yang memahami secara data hitung-hitungan kenapa daerah tersebut layak menjadi calon ibu kota.

“Ketua Tim Kajian ULM sedikit sudah membocorkan melirik Cantung, Bungkukan dan juga Gendang Timburu, sebagai calon-calon ibu kota kabupaten yang ideal,” ucap Roby.

Warga Kelumpang, Herpani berpendapat dengan diturunkannya tim kajian dari ULM sangat setuju. Karena tim itu menurut dia sangat penting bagi terwujudnya DOB Takam5, layak tidaknya menjadi sebuah DOB di wilayah daratan Kotabaru.

Perlu diketahui kata dia untuk mendatangkan tim itu memerlukan biayanya yang sangat mahal dan itu perlu pihak ketiga juga ikut berpartisipasi untuk mendukung pendanaan.

“Kalau hanya mengharapkan biaya dari urunan atau swadaya rasanya berat,” ujarnya.

“Tapi yang perlu kita waspadai dan itu sangat krusial bahwa proses DOB ini jangan sampai ada unsur kepentingan politik di tahun 2024,” tegasnya.

Yang ia sangat khawatirkan ketika proses tim kajian ini selesai dan hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan artinya tidak layak untuk menjadi sebuah daerah DOB.

“Maka yang kecewa itu bukan hanya masyarakat saja, tapi juga para pengurus yang sudah habis -habisan mengeluarkan dana baik dari hasil swadaya maupun pribadi,” ungkapnya.

“Saya sebagai putra Kelumpang sangat berharap kepada para wakil rakyat khususnya dari dapil 3 dan 4 harus selalu berjuang dan menyuarakan mulai tingkat provinsi maupun pusat,” tukasnya. ***