BANJARMASIN, metro7.co.id – Kabar kurang bagus datang dari dunia holtikultura Kalimantan Selatan (Kalsel). Ratusan ribu pohon jeruk milik petani di Kalsel mati akibat terendam banjir besar awal Januari 2021 lalu.

Akibatnya, Kalsel diperkirakan akan mengalami krisis buah jeruk pada tahun 2022 mendatang.

“Ratusan ribu pohon jeruk di luasan total 37 ribu hektar di Kalsel mati akibat banjir. Di Batola ada 16 ribu hektar dan Banjar 8.500 hektar, selebihnya tersebar di Tanah Laut dan kabupaten lainnya,” ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Provinsi Kalsel, Syamsir Rahman.

Diutarakannya, Kalsel pada tahun 2022 akan krisis buah jeruk. Padahal sebelum banjir melanda Banua, produksi jeruk Kalsel melimpah ruah.

“Jeruk kita selain untuk memenuhi permintaan pasar di Kalsel, juga dikirim ke provinsi tetangga seperti Kaltim dan Kalteng. Kita juga kirim ke Pulau Jawa,” terangnya.

Ancaman krisis buah jeruk ini tentu saja mengundang keprihatinan Pemprov Kalsel. Karena itulah Pemprov berupaya membantu petani dengan mengganti tanaman jeruk yang mati dengan bibit yang baru.

“Kita sudah usulkan ke Pemprov. Semoga akhir Agustus ini bibit jeruk sudah bisa kita serahkan kepada petani. Tahap awal sudah kita siapkan 200 ribu bibit jeruk jenis Siam yang berasal dari Batola dan sebagian lagi dari Kalimantan Barat,” beber Syamsir.

Diungkapkannya,  upaya membantu bibit jeruk kepada petani dari Pemprov Kalsel ternyata tidak diikuti oleh kabupaten yang terdampak.

“Mereka (kabupaten) cuma hanya  mengusulkan saja. Mestinya kabupaten juga ikut membantu,” gumamnya.

Syamsir berujar, membantu petani pada saat pandemi Covid-19 tidak boleh surut. ***