TABALONG, metro7.co.id – Hari Asyura jatuh pada hari ke-10 pada bulan Muharram di kalender Hijriyah. Di hari itu Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan punya tradisi khusus untuk merayakan tahun baru Islam, warga tidak pernah absen membuat bubur asyura.

Tradisi membubur asyura dilakukan setahun sekali melibatkan masyarakat terutaman ibu-ibu dengan bergotong royong dimana untuk membuat bubur asyura warga menyumbang dan sukarela, seperti bahan pembuatan bubur.

Di Kabupaten Tabalong tradisi memasak dan berbagi bubur asyura pada 10 Muharram tetap dilakoni warga. Tak hanya di kawasan perkampungan, tetapi juga di kompleks-kompleks perumahan tampak kesibukan warga membuat bubur asyura.

Berangkat dari tradisi inilah Lembaga Adat Kekerabatan Kerajaan Banjar (LAKKB) Tabalong memberi suport untuk kegiatan ini.

Ketua LAKKB Tabalong, Gusti Lisanudin menjelaskan, tradisi bubur asyura ini merupakan budaya lokal yang harus kita lestarikan. “Bubur Asyura adalah kearifan lokal yang perlu di lestarikan jangan sampai hilang,” ujarnya, Minggu (30/7).

“Untuk tahun ini ada 4 titik yang kami dukung, 2 titik diKelurahan Pembataan dan Hikun serta 2 titik di Desa Kapar dan Lukbayur. Saat ini hanya bisa mensupor 4 titik tersebut semoga di tahun akan datang akan kami perbanyak,” tambahnya.

Salah satu tempat yang mendapat dukungan adalah kelurahan hikun tepatnya di Rumbia RT 5.

Erni salah satu ibu-ibu yang turut serta bergotong royong membuat bubur asyura mengucapkan terima kasih kepada LAKKB Tabalong yang telah membantu mereka.

“Kami bisa membuat bubur sebanyak 3 kawah dan 1 kawah membuat bubur sumsum dan dinikmati semua warga RT,” katanya sambil tertawa bahagia.