Fakultas Dakwah STAI Al Washliyah Barabai menggelar Pelatihan Jurnalistik yang diikuti 40 orang peserta  bertempat di Kampus STAI Washliyah Barabai Jalan Putera Harapan Desa Matang Ginalon Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Sabtu (10/3) sekira pukul 14.00 Wita.

Ketua Panitia Pelaksana Muhammad Sani menjelaskan, kegiatan ini berlangsung selama empat hari, bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi Mahasiswa di Bidang Jurnalistik, sebagai bekal bagi mereka yang berminat dan ingin berkarya menekuni karir di bidang kewartawanan.
Materi Pelatihan meliputi Pengertian, Fungsi dan Pengaruh Jurnalistik, Pengantar Jurnalistik, Perbedaan Penulis dan Jurnalis, Teknik Menulis Berita, Pengenalan Jenis-Jenis Berita, Manajemen Jurnalistik Pendidikan, Proses Pembuatan Berita, Manfaat Jurnalistik serta Praktik Jurnalistik.
Peminat Jurnalistik di Kampus STAI Al Washliyah Barabai ternyata tak kalah dengan Perguruan Tinggi lainnya. Sayangnya, selama ini karena keterbatasan sarana dan pelatihan yang dilaksanakan, bibit jurnalis belum terbina secara maksimal. Diharapkan dengan digelarnya pelatihan dan telah menjadi salah satu materi perkuliahan, akan mampu  mendorong munculnya bibit jurnalis muda di daerah.
Selama ini, untuk mendukung kegiatan Jurnalistik Kampus, telah ada Majalah Dinding (Mading) yang dikelola secara rutin oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAI Al Washliyah Barabai. Pengurus Tabloid lokal kampus yang diterbitkan secara rutin, walaupun baru satu bulan sekali. Sedangkan beberapa mahasiswa yang berminat  berekspresi di media elektronik, juga ada yang memilih menjadi penyiar radio lokal.
Salah seorang peserta Pelatihan, Syarifah, mengaku memperoleh banyak manfaat dengan mengikuti kegiatan ini. Di samping menyalurkan hobi menulis, juga bisa untuk menyampaikan ide dan gagasan dalam tulisan menyangkut beragam persoalan sosial dan lebih mengenal media lokal, baik cetak atau pun elektronik.
Narasumber Pelatihan Fathurrahman  mengatakan, menulis bukanlah pekerjaan yang sulit, karena pada dasarnya setiap orang yang sudah mengenyam pendidikan, memiliki kemampuan itu, hanya saja tidak semua orang mau mengembangkan kemampuan menulisnya.
“Dibutuhkan kemauan untuk memulai menulis. Ketika di benak kita sudah ada gagasan, saat itulah hendaknya dituangkan dalam bentuk tulisan. Ketika ide itu muncul,  segera aktulisasikan dalam bentuk tulisan dan jangan menunda-nunda, karena ide segar munculnya seketika dan akan mengalir dengan sendirinya dalam tulisan yang dibuat,” ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskan Fathur,  menuangkan ide dan pikiran dalam tulisan mempunyai manfaat penting, antara lain, ide dari penulis akan lebih mudah dipahami,  disampaikan dapat berulang-ulang dan terkonsep, membantu ingatan dan mendatangkan penghasilan bagi penulisnya. advhst