BANJARMASIN, metro7.co.id – Tausyiah Tuan Guru H Ahmad Bustomi dalam Gema Maulid 1446 Hijriah malam ke-4 dari perjalanan 40 malam, di Gedung Mahligai Pancasila menyampaikan keistimewaan dan kesempurnaan Rasulullah Muhammad SAW di hari lahirnya.

Usai pembacaan syair-syair sholawat kepada baginda Nabi Muhammad oleh Group Maulid Irsyadul Fata dari Pemangkih Laut dan lantunan ayat suci Al-Qur’an oleh Qoriah Hamidah.

Tuan Guru yang akrab disapa Guru Oton menyampaikan tausyiahnya tentang keistimewaan dan keindahan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Guru Oton mengatakan, Rasulullah Muhammad SAW tidak terlahir seperti terlahirnya manusia biasa. Rasul dilahirkan dibulan Rabiul Awal hari Senin, dalam keadaan yang indah, sudah berkhitan, bercelak dan dalam keadaan sujud.

”Nabi terlahir di bulan Rabi, bulan yang tidak begitu dikenal di kalangan masyarakat zaman dulu. Bulan rabi adalah bulan yang tidak mempunyai nilai lebih, tidak seperti bulan-bulan yang memiliki kelebihan. Kenapa dilahirkan di bulan Rabi, karena Allah memberikan dan menunjukkan kemuliaan Nabi Muhammad SAW tidak sama sekali ada kaitannya dengan kemuliaan-kemuliaan yang ada pada yang lainnya,” katanya.

Guru Oton menambahkan, jika Nabi Muhammad dilahirkan pada Bulan Asyhur Hurum atau bulan-bulan mulia, seperti, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab, akan ada orang-orang yang menyangka bahwa Nabi Muhammad mulia karena dilahirkan di bulan yang mulia.

”Jadi seolah-olah kemuliaan nabi kita bersandar dibulan yang mulia. Untuk itu, Allah menunjukkan bahwa Nabi Muhammad adalah nabi yang paling agung di jagat raya,” ucapnya.

Selain itu, Guru Oton menyampaikan bahwa kelahiran rasul dihari Senin juga sebagai bentuk Allah SWT menunjukkan bahwa Nabi Muhammad memiliki kemuliaan yang mustakil, kemuliaan yang tersendiri.

”Karena, seandainya telahir dihari-hari yang mempunyai nilai sejarah maka akan ada orang-orang yang menyangka kemuliaan nabi kita bersandar karena hari-hari tersebut,” imbuhnya.

Guru Oton juga menuturkan bahwa, Nabi Muhammad dilahirkan ke dunia membawa misi untuk menyempurnakan akhlak, dan budi pekerti manusia.

”Dengan adanya syariat yang dibawa Nabi Muhammad, Alhamdulillah, kita mengenal Allah SWT, kita mengenal hal-hal yang baik, kita tahu apa yang halal dan tidak halal, afdol dan mafdol. Kesemuanya ini berkat nabi kita Muhammad yang diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan syariat ini kepada umat yaitu kita yang ada di zaman sekarang ini,” tuturnya.

Untuk itu, dalam kesempatan tersebut Guru Oton mengajak jamaah yang hadir dalam Gema Maulid tersebut agar bersama-sama mengintropeksi diri dan berlomba-lomba mengikuti teladan serta pedoman nabi Muhammad.

”Mari kita bersama-sama intropeksi dan mengikuti syariat baginda Nabi Muhammad SAW, bak dari segi ibadah, muamalat dan dari segi lainnya. Apabila kita hidup dan ikut panutan apa yang diajarkan nabi Muhammad maka kita tidak akan tersesat dan pasti selamat didunia dan akhirat,” ucap Guru Oton.

Sementara, Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor melalui Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Kalimantan Selatan, Muhammad Muslim menyampaikan terima kasih kepada para habaib, Guru Oton dan jamaah yang hadir.

”Atas nama gubernur kami ucapkan terimakasih atas kehadiran dari niat, langkah hingga ketempat ini dan mendengarkan tausyiah. Mudah-mudahan apa yang disampaikan oleh Guru Oton akan kita jadikan pedoman dalam perilaku dan kegiatan kita sehari-hari,” kata Muslim.

Muslim menjelaskan, di kegiatan Gema Maulid yang diinisiasi oleh Gubernur Sahbirin ini ada tiga hikmah yang dapat diambil, pertama memberikan kesempatan memperbanyak shalawat, kedua meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad dan ketiga rasa iman bertambah.

”Semoga mampu meningkatkan kita dalam mencontoh perjuangan-perjuanhan Rasulullah Muhammad SAW. Kami mohon maaf sebagai tuan rumah apabbila dalam pelayanan dan sajian yang kurang berkenan karena inilah titik-titik lemah kita sebagai manusia, tetapi kita berharap ambillah hal-hal positif dari kegiatan ini,” pungkasnya.

Adapun jamaah yang hadir berasal dari warga Kota Banjarmasin kelurahan Telawang, Teluk Tiram dan Telaga Biru Kota Banjarmasin serta pegawai SKPD lingkup Provinsi Kalimantan Selatan.