TANJUNG, metro7.co.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tabalong memiliki inovasi Si Peri Najir (Sistem informasi peringatan bencana banjir).

Si Peri Najir ini dibuat untuk mengurangi korban dan kerugian bencana banjir di Kabupaten Tabalong.

Geografis Tabalong rawan banjir dan banyaknya pemukiman warga berada di sekitar bantaran sungai menjadi alasan hadirnya inovasi ini.

Kepala BPBD Tabalong, Haris Fakhrozi menerangkan masalah lain, yakni sulitnya memprediksi air dua Sungai Tabalong, kanan dan kiri meluap. “Cepat dan tiba-tiba,” ujar Haris, Rabu (14/8).

Ia menjelaskan, Si Peri Najir diterapkan dengan memasang kamera pemantau kenaikan level air sungai.

“Ketika terlihat terjadi kenaikan di hulu sungai, maka warga di hilirnya diinformasikan agar berhati-hati,” ungkapnya.

Dikatakan Haris lebih lanjut, peringatan itu juga dalam bentuk sirine atau alarm yang diperdengarkan ke semua masyarakat di bantaran. Selain itu petugas di lapangan, juga akan ditingkatkan koordinasinya sebagai langkah pelayanan kebencanaan.

Sementara itu, Analis Bencana, BPBD Kabupaten Tabalong, Linda Setia Budi mengatakan dari inovasi yang hadir sejak tahun 2022 lalu, BPBD Tabalong mencatat angka korban akibat bencana banjir berkurang hingga kini.

“Tahun 2022 korban meninggal dunia 1 orang, dan tahun 2023 1 orang, kemudian korban sakit tahun 2022 sebanyak 60 orang dan tahun 2023 sebanyak 40 orang,” jelas Linda Setia Budi, Analis Bencana BPBD Tabalong, juga sebagai inovator Si Peri Najir.

Selain itu dijelaskan Linda, kerugian materi atau harta benda di dua tahun yang sama menurun 3,7 persen atau Rp150 juta lebih.

Untuk itu dengan adanya inovasi ini, diharapkannya dapat menciptakan Tabalong yang tangguh, aman dan nyaman serta selalu memiliki kesiapsigaan dalam menghadapi bencana.

“Supaya risiko kerugian dan korban akibat bencana dapat ditekan atau dikurangi dengan memberikan respon cepat darurat bencana dengan memanfaatkan teknologi,” harapnya.