MARABAHAN – Jatuh pada 4 Januari 2020 Kabupaten Barito Kuala (Batola) berusianya 60 tahun. Sebelumnya, Bagian Humas dan Protokol (Humpro) menggelar Jumpa Pers dengan seluruh media cetak, elektronik, dan media online.

Bertemakan “Mehas Bagawi Handeyah Biti atau Canggal Bagawi Sabarataan” yang digelar di Aula Bahalap ini langsung dihadiri Bupati Hj Noormiliyani AS, Ketua DPRD Saleh, Pj Sekda H Abdul Manaf, para anggota forkopimda atau yang mewakili, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan para pimpinan SKPD.

Bupati perempuan pertama di Kalsel itu dihadapan wartawan membeberkan tentang Visi Misi, Program Membangun Desa Menata Kota dan Program Khusus Kutabamara yang telah berjalan, serta rencana ke depan maupun prestasi yang telah dicapai selama tiga tahun berjalan pemerintahannya bersama Wakil Bupati H Rahmadian Noor.

Acara jumpa pers juga berisi dialog dengan para wartawan serta pemberian sumbang saran para anggota forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat serta pemuda.

Terkait dengan Misi Membangun Desa, bupati yang pernah menjabat Ketua DPRD Provinsi Kalsel ini mengatakan, berisi Program Bedah Kampung. Ia mengatakan, sampai tahun 2018 desa tertinggal di Kabupaten Batola masih terdapat 19 desa.

Namun pada tahun 2019 telah dilaksanakannya Bedah Kampung Terintegrasi (BKT) di tiga desa yakni Banitan, Bahandang dan Sungai Telan Besar. Sedangkan sisanya akan diselesaikan pada tahun 2020, 2021, dan 2022.

“Untuk tahun 2020 rencananya kita akan lakukan BKT untuk enam desa yakni Tamba Jaya, Rantau Bamban, Muara Pulau, Patih Muhur Lama, Tabatan Baru, dan Balukung,” ungkapnya.

Terkait program Menata Kota, menurut Noormiliyani, pada tahun 2019 telah dilaksanakan pembuatan ruang terbuka hijau di Jalan AIS Nasution Marabahan, Taman Raja Tumpang, revetalisasi Taman Perkotaan Marabahan, dan pembuatan Taman PKK Marabahan.

Isteri anggota DPRD Provinsi Kalsel H Hasanuddin Murad ini mengutarakan, dalam rangka melaksanakan penataan kota telah dibuat perencanaan jangka pendek (selama tiga tahun) dan jangka panjang (hingga 20 tahun ke depan) dengan pembangunan yang dilakukan tetap mempertahankan karakteristik Marabahan atau Muara Bahan sebagai daerah yang berada di pinggir sungai.

Dalam pembangunan jangka pendek 3 tahun ke depan yang akan dilaksanakan, sebut Noormiliyani, seperti pembuatan Bundaran Rumpiang, Gerbang Selamat Datang, Jalan Koridor Rumpiang – Marabahan, Penataan Simpang 4 Kota Marabahan, serta pembuatan Area Kuliner Marabahan.

Program Khusus Kutabamara, terang dia, sedang dibuat ruas jalan yang menghubungkan Kecamatan Kuripan, Tabukan, Bakumpai, dan Marabahan sepanjang 59 kilometer.

Selain berbagai rencana pembangunan jangka pendek di atas, Pemkab Batola dalam jangka pendek tiga tahun ke depan juga akan menuntaskan pembangunan Jejangkit Ecopark yang lokasinya berada di bekas Venue HPS Desa Jejangkit Muara Kecamatan Jejangkit yang lengkap dengan berbagai sarana fasilitas seperti wahana wisata air, outbond, open hall, area mini zoo, pohon harapan, play ground, kolam pemancingan, campground, area mini farm, dan labirin island.

Jejangkit Ecopark ini rencananya sudah harus selesai dibangun pada masa jabatan Noormiliyani – Rahmadian Noor berakhir pada 2022.

Selama tiga tahun berjalan, sejumlah prestasi ditingkat nasional maupun provinsi yang telah ditorehkan pasangan Bupati Noormilyani – Wakil Bupati Rahmadian Noor.

Prestasi itu di antaranya berupa penghargaan Penerapan SRG oleh Menteri Perdagangan, Penghargaan Peduli HAM oleh Menkum HAM, Penghargaan Proklim oleh Menteri LHK, Penghargaan Kepatuhan dari Ombudsman RI, Pengelolaan dan Fisik Dana Desa Terbaik 1 se-Kalsel, Penghargaan Penanggulangan Bencana, dan Penghargaan Prestasi Inovasi Desa.

Selama menjabat, Noormiliyani mampu menjadikan Kota Marabahan meraih penghargaan Adipura selama dua tahun berturut-turut, melanjutkan predikat Opini WTP dari Bupati H Hasanuddin Murad hingga sekarang, dan sejumlah prestasi lainnya. (metro7/lapsus/nrl)