TANJUNG, metro7.co.id – 30 Anggota DPRD Tabalong mendengarkan keluhan masyarakat kawasan sekitar tambang PT Adaro Indonesia dan PT SIS berkenaan atas kurangnya perhatian pihak perusahan terhadap warga sekitar tambang, di Kantor DPRD setempat, Selasa (27/12).

Kepala Desa Lokbatu dan Bilas menyampaikan, keluhan warganya selama adanya proses produksi perusahan pertambangan di sekitar dua desa tersebut terutama kegiatan pihak perusahaan PT Adaro dan PT SIS.

Kepala Desa Lokbatu Ibrahim menyampaikan, sudah beberapa tahun terakhir warganya kesulitan mendapatkan air bersih, ia berharap perusahaan bisa turun tangan menyediakan alternatif air bersih bagi warganya.

“40 persen Desa Lokbatu sudah ditambang dan kami berharap ada perhatian, tujuan kami hanya minta keperdulian pihak perusahaan pada warga kami,” ujarnya.

“Termasuk juga dalam hal penerimaan tenaga kerja, kami juga sebelum mohon diberikan pelatihan karena selama ini anak-anak kami yang ikut tes banyak yang tidak lulus,” tambahnya.

Senada dengan Kepala Desa Bilas, Rahmadi mengatakan, dulu sebelum ada pertambangan pihak perusahaan yang berjanji memperkerjakan warga di perusahaan, namun sampai sekarang warga yang kerja dapat dihitung dengan jari.

“Intinya kami butuh perhatian yang lebih, terutama pada peluang kerja, kami berharap ada prioritas bagi warga kami, terutama PT SIS tak satupun warga bekerja pada PT SIS. Padahal ada ribuan ketiawanya kami yang terdampak paling dekat dengan lokasi pertambangan, semoga diberi perhatian lebih,” ujarnya.

Salah seorang warga Bilas, Muslim membeberkan, dulu sebelum tanah dibebaskan, memang Kades yang dulu pernah mendatangi kantor PT Adaro meminta peluang warga bekerja dan dijanjikan bagi pemilik lahan yang menjual tanahnya untuk ditambang akan mendapat jatah pekerjaan.

“Semoga ada pelatihan bagi warga kami, termasuk beasiswa bagi yang tidak mampu melanjutkan kuliah karena dulu kami menjual tanah sangat murah, dari Rp 30 sampai Rp 35 juta saja per hektar,” katanya.

Lanjutnya, harapan masyarakat sekarang bukan lagi pada masalah tanah, namun lebih pada peluang kerja bagi warga sekitar tambang, apa lagi dengan buruknya harga karet saat ini, warga sangat berharap ada peluang bekerja.

“Semoga PT Adaro segera menyelesaikan lahan yang sudah digusur, namun belum dibayar karena dalu banyak sekali tengkulak tanah yang masuk ke Bilas. Perhatian juga tidak ada pasca perusahan lokal lahan yang sudah tidak dipakai bisa dipinjamkan pasca Pemerintah Daerah untuk bisa digunakan masyarakat, misal perkebunan karet dan lainnya,” bebernya.

Atas keluhan tersebut PT Adaro menanggapi dan akan sesegera mungkin melakukan evaluasi pada kebutuhan warga yang disampaikan.

“Termasuk bantuan untuk air bersih dan beasiswa, namun ada batasan dengan pilar-pilar yang lain, pihaknya akan sebisa mungkin mengakomodir,” ujar perwakilan PT Adaro.

Sementara, PT SIS M Sukaiman menambahkan, program tenaga kerja secara umum fokus pada kabupaten ring satu, namun di beberapa wilayah difokuskan khusus di wilayah ring satu.

“Pada pekerja non skill lulusan SMA programnya sudah juga kami sampaikan pada Kepala Desa untuk lulusan SMA, yang non skill kami didik untuk jadi operator bagi yang lulus dari program Opp kami pekerjakan dan program ini kami hanya sampaikan pada Kepala Desa di ring satu. Beasiswa juga ke depan kita akan rencanakan program, bagi yang lulus akan kita pekerjakan, program ini 2023,” tutupnya.