KOTABARU, metro7.co.id – Ditangan Yosef Benyamin Yambise Lapas Kelas II a Kotabaru, kesan angker penjara coba ia buang.

Dua bulan menjabat Kepala Lapas (Lapas), Yosef juga memposisikan dirinya sebagi ayah bagi para napi. Gerbarakan baru yang ia sebut memanusiakan manusia diterapkan.

Melalui Gerpasma atau Gerakan Pemasyarakat Menyapa, narapidana di tiap blok secara bergantian melakukan senam bersama, dilanjutkan tari. Dan ia membangun kedekatan dengan warga binaan.

Selain itu sambung Yosef, para napi mendapatkan layanan integrasi untuk menanyakan hak hak mereka. Seperti remisi, dan lainnya.

Layanan lain berupa layanan kesehatan, perpustakaan, dan layanan video call yang disediakan bagi napi untuk bersilaturahmi dengan keluarga.

“Kita juga ada Program Gerdana atau Gerakan Pemberdayaan Narapidana, dan Gernabung atau Gerakan Narapidana Menabung,” kata Yosef kepada wartawan, Rabu (9/2/2022).

Menurutnya hampir semua narapidana punya potensi seperti bertukang, bertanam, menjahit dan berbagai keterampilan lain.

Jadi ujar Yosef, bagaimana dengan sarana yang terbatas dimiliki Lapas bisa mengangkat potensi mereka melalui kelompok kerja atau pokja.

“Ada pokja membuat sasirangan, budidaya bunga mawar dan lainnya yang bekerjasama dengan pihak ketiga,” ujarnya

“Yang mana hasil kerja mereka nanti diarahkan dalam bentuk tabungan bekerja sama denga salah satu bank yang ada di Kotabaru,” kata dia.

Di sisi lain ia prihatin dengan kondisi Lapas Kotabaru yang sudah sangat over kapasitas.

Diaman Lapas Kotabaru dihuni 1.033 orang. Dari daya tampung 287 orang. “Overnya lebih 300 persen,” ucapnya.

Ia mengatakan narapidana sebanyak 841 orang, tahanan 192 orang. Di luar juga ada 101 yang ada di Polres Tanbu dan Kotabaru. Sementara pegawai Lapas kata dia hanya berjumlah 74 orang.

Dengan kondisi seperti ini tidak menyurutkan Yosef memberikan perhatian kepada para penghuni Lapas.

Sedapat cara ia agar ketika para warga binaan keluar sudah bisa mandiri dan tidak mengulangi kejahatan lagi.