Membangun Pertanian Melalui Pemuda
Oleh : Nurliana, SST, MP
Statistisi Ahli Muda, BPS Prov Kalimantan Selatan
Di Moment Peringatan Hari Sumpah Pemuda Indonesia ke-94 Tanggal 28 Oktober 2022 ini mari kita bersama menyoroti potret pemuda di Kalimantan Selatan. Seperti kata Bung Karno “Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kugoncang dunia”. Seperti sejarah silam, berawal dari jejak pemuda-pemudi 1908, Semangat perubahan dari pemuda, membangkitkan dan memajukan bangsa. Pemuda memiliki peran penting dan revolusioner. Pada Peringatan ke-94 tahun ini bertemakan “Bersatu Bangun Bangsa”, memiliki makna mendalam, yaitu pengharapan persatuan dan semangat besar para pemuda untuk dapat membangun bangsa Indonesia.
Berdasarkan UU RI No. 40 Thn 2009 pemuda berusia 16-30 tahun. Mereka pada usia ini selain sebagai kekuatan dalam pembangunan, keamanan, dan keselamatan suatu negara di masa depan, kaum muda juga mencerminkan penduduk yang penuh dengan ide, pandangan, kreatifitas serta semangat untuk perubahan masa depan.
Kalimantan Selatan yang memasuki bonus demografi memiliki struktur penduduk muda, tahun 2021 lebih dari separo “Urang Banua” berusia dibawah 30 tahun, berdasarkan data skitar 1 dari 4 orang kalsel adalah pemuda (sebesar 24,32 persen penduduk kalsel berusia 15-29 tahun, BPS, 2021). Besarnya proporsi penduduk usia muda di Kalimantan Selatan menjadi potensi yang besar juga bagi Kalsel untuk bisa meningkatkan pembangunan Banua dari segala sisi. Karena Sumber daya manusia merupakan faktor utama dalam penggerak pembangunan.
Sustainable Agricultute atau pembangunan pertanian berkelanjutan sudah menjadi perhatian pemerintah. Pertanian merupakan tulang punggung kedua dalam perekonomian di Kalimantan Selatan. Walaupun sektor pertambangan merupakan primadonanya dalam dunia ekonomi daerah, tetapi pertanian merupakan sektor peyerap tenaga kerja terbesar di Banua kita. Berdasarkan data dari BPS, sekitar sepertiga pekerja Kalsel bekerja di sektor pertanian. Sehingga keberlanjutan sektor ini perlu menjadi perhatian. Pembangunan pertanian yang berkelanjutan sangat bergantung pada peran sumber daya manusia (SDM). Kalau dalam dunia ekonomi produksi, manusia adalah faktor produksi primer. Jika faktor produksi ini tidak terpenuhi, kegiatan produksi tidak dapat berjalanan. Kalau pertanian tidak berjalan, bagaimana kebutuhan bahan pangan kita dapat terpenuhi?
Fenomena yang terjadi di Kalimantan Selatan, tiap tahunnya proporsi pekerja di sektor pertanian cenderung menurun, tetapi saat corona menerjang, sektor pertanian mampu eksis dan bertahan. Pada Mei 2022 BPS merilis data yang menyebutkan bahwa terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja di sektor primer ini sebesar setengah persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jika hal ini terus terjadi, bisa saja pertanian akan mengalami kekurangan tenaga kerja.
Fenomen lain yang terjadi adalah ageing farmers atau penuaan usia petani, atau mayoritas petani kita sudah “Berumur”. Berdasarkan data BPS tahun 2018 sekitar 130ribu lebih petani tua, sedangkan pemudanya hanya separonya saja. Pemuda “Sang penyangga” utama perekonomian banua tetapi minim partisipasi sektor pertanian. Penurunan minat pemuda di sektor pertanian menjadi permasalahan yang harus segera dicarikan solusinya. Karena fenomena menurunnya partisipasi pemuda tersebut mempunyai konsekuensi bagi keberlanjutan sektor pertanian di masa depan.
Kalimantan Selatan memiliki modal besar dari segi SDM, lebih dari setengah populasi Kalsel adalah yang berusia dibawah 30 tahun. Tetapi dari 100 orang angkatan kerja hanya ada 15 pemuda yang aktif di dunia kerja. Angka ini dapat dikatakan rendah, mencerminkan adanya potensi yang hilang dikarenakan belum terserapnya atau belum dimanfaatkannya pemuda dalam pasar kerja (loss potensial).
Bertambahnya jumlah penduduk setiap tahun yang diikuti oleh permintaan pangan yang tinggi menyebabkan beban sektor pertanian semakin berat. Minat pemuda sebagai generasi penerus petani harus ditumbuhkan untuk kembali ke sektor pertanian dan ikut serta memikul beban tanggung jawab dalam peningkatan produksi dan produktivitas pertanian dan penyediaan pangan daerah. Pemuda sebagai kekuatan dalam pembangunan, keamanan, dan keselamatan daerah di masa depan, kaum muda juga merepresentasikan sebagian dari populasi yang penuh dengan semangat, ide, inovasi dan pandangan terhadap masa depan. Sungguh sangat diharapkan perannya dalam pertanian.
Namun tidak gampang melakukan perubahan, apalagi menumbuhkan minat seseorang terhadap pertanian. Karena stigma yang terbangun pertanian merupakan pekerjaan yang tidak menjanjikan, harus sabar menunggu untuk mendapat hasil panen, pendapatan rendah, pekerjaan yang berat dan kotor, harus panas-panasan, bahkan hujan-hujanan, serta jauh dari keramaian dan akses ke perkotaan. Ditelisik lebih dalam lagi pertanian adalah penyumbang kemiskinan di Kalimantan Selatan.
Pemuda yang menjauhi pertanian tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi sudah menjadi permasalahan dunia internasional. Bahkan International Fund for Agricultural Development (IFAD). menggentorkan dana hingga 2025 tahun untuk program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS). Salah satu program dari Kementarian Pertanian dan Pemerintah daerah untuk memfasilitasi pemuda untuk ikut andil menjadi wirausahawan muda di sektor pertanian. Kalimantan Selatan menjadi salah satu dari empat provinsi dalam pelaksanaan program ini. Kabupaten yang menjadi target adalah Kota Banjarbaru, Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Tanah Bumbu.
Program YESS yang digaungkan dapat menarik minta pemuda diharapkan pelaksanaannya tidak hanya menutupi kulit luar atas permasalahan jauhnya pemuda terhadap pertanian. Pemantauan dalam implemntasi program ini diharapkan terus berkelanjutan hingga pemuda meraih kesuksesan di dunia pertanian sehingga dapat menarik minat pemuda lain. Selain terhadap permodalan dan lahan, diharapkan juga support lebih dari pemerintah untuk menyediakan fasilitas maupun infrastruktur di daerah yang berlandaskan pertanian.
Melalui kerja sama serta kolabarasi antar satker dan dinas di pemerintah daerah maupun pusat, pembangunan infastruktur pendukung pertanian dapat dengan mudah terlaksana. Fasilitas pertama, ketersediaan akses jalan untuk memperlancar arus barang produksi ke perdesaan agar biaya pembeliaan bahan produksi dapat ditekan, selain itu akses jalan yang mudah juga dapat membantu petani menjual hasil produksinya ke luar daerah. Fasilitas kedua, ketersediaan akses pasar yang membantu petani menjual hasil produksinya dengan cepat dan maksimum keuntungan yang diterima. Fasilitas ketiga, ketersediaan dan akses ke dunia pendidikan khususnya untuk kejuruan pertanian. Fasilitas keempat ketersediaan lembaga pendidikan/penyuluhan kegiatan pertanian untuk meningkatkan keterampilan pemuda.