BANJARBARU, metro7.co.id – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, didampingi Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk (Adaro), Garibaldi Thohir atau Boy Thohir, meresmikan Persemaian Liang Anggang (PLA) yang terletak di Kawasan Hutan Lindung Kelurahan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru. Acara ini juga menandai peresmian empat persemaian skala besar lainnya di Indonesia, termasuk di Mandalika, Labuan Bajo, Likupang, dan Toba, secara virtual.

Persemaian yang berdiri di atas lahan seluas 14 hektar ini memiliki areal produksi sebesar 6,6 hektar dan kapasitas produksi mencapai 10 juta batang pohon per tahun. Jenis bibit yang dihasilkan di PLA meliputi bibit kayu-kayuan, hasil hutan bukan kayu (HHBK), serta tanaman endemik dan estetik yang akan didistribusikan ke lahan kritis di seluruh Indonesia.

Menteri Siti Nurbaya mengingatkan pentingnya komitmen dalam mitigasi iklim dan rehabilitasi lingkungan.

“Pembangunan pusat persemaian merupakan bagian dari kerja aksi mitigasi iklim, pemulihan kualitas lingkungan hidup, percepatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, serta upaya untuk memperbaiki kualitas lingkungan dengan memperbanyak tegakan pohon/tanaman serta meningkatkan wawasan dan pemahaman masyarakat umum atas pelaksanaan program pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan, khususnya kegiatan penanaman pohon,” tuturnya.

Indonesia memandang sangat penting untuk memastikan bahwa komitmen-komitmen tersebut dipenuhi melalui kebijakan dan aksi-aksi nyata, untuk menurunkan emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya melalui Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, dan persemaian skala besar ini adalah salah satu wujud konkretnya.

Persemaian Liang Anggang diharapkan dapat memberikan manfaat lingkungan yang luas serta meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.

Dalam sambutannya, Boy Thohir berkomitmen untuk terus berkontribusi terhadap upaya rehabilitasi lahan kritis.

“Persemaian Liang Anggang ini merupakan kewajiban Adaro Group sebagai perusahaan tambang untuk memberikan kontribusi balik kepada bumi Kalimantan. Ini juga sejalan dengan instruksi presiden dalam membangun persemaian skala besar di seluruh provinsi guna mendukung pemulihan ekosistem,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa Adaro akan terus mengawasi operasional PLA untuk memastikan kelangsungan program rehabilitasi berjalan baik.

PLA merupakan hasil kolaborasi melalui skema Public Private Partnership antara Adaro, Kementerian LHK, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Total dana bantuan untuk pembangunan PLA mencapai Rp 154 miliar, dengan kontribusi dari Adaro sebesar Rp 120 miliar untuk kebutuhan sarana utama dan pendukung, Kementerian PUPR Rp 19,2 miliar untuk sarana pemenuhan air baku, Kementerian LHK Rp 11 miliar untuk sarana operasional dan pembibitan, serta dukungan dari Norwegia sebesar Rp 3,8 miliar.

Adaro membangun sarana utama persemaian berupa production house area, mother plant house, germination house area, open cloud area, dilengkapi dengan mesin pengisi media dan otomatisasi sistem penyiraman bibit, serta sarana pendukung persemaian. ***