BANJARMASIN, metro7.co.id – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih tidak patah semangat mengatasi gangguan distribusi, terutama di wilayah ujung jaringan atau pinggiran kota yang mana sering dikeluhkan pelanggan.

Manajer Transmisi dan Distribusi (TRD) 1 Offile Muda mengaku, pihaknya merasa bersalah kepada pelanggan yang berada di wilayah ujung jaringan atau pinggiran kota karena selalu terkena dampak kemacetan air.

Segala cara dilakukan mulai dari menambah tekanan sampai membangun booster untuk penambahan tekanan.

“Masih jadi masalah terberat kami masalah kemacetan ini karena menambah tekanan hanya akan mengakibatkan kebocoran semakin banyak, namun jika tidak ditambah kemacetan tidak teratasi,” ujarnya, Senin (21/2).

Dia juga mengungkapkan, daerah yang sering mengalami kemacetan atau yang berada di ujung jaringan yaitu Kuin, Alalak, Teluk Tiram, Intan Sari, Purnasari dan lainnya.

Kemacetan ini sering terjadi karena diakibatkan banyak hal diantaranya adalah karena adanya kebocoran, dan disamping itu wilayah-wilayah terujung yang belum terjangkau secara optimal dengan tekanan rendah sehingga sering terjadi kemacetan.

Tekanan air tidak dinaikkan saja untuk mengatasi kemacetan. Hal ini dikarenakan pipa primer sudah berusia tua sehingga rentan akan kebocoran, tekanan yang tinggi malah meningkatkan potensi akan kebocoran. Sehingga pihak PDAM hanya berani menambah tekanan.

“Penambahan tekanan bukan mengatasi kemacetan, justru pipa primernya yang bocor,” katanya.

Penyebab lain yang bisa menjadi faktor kemacet perrumah pelanggan adalah saringan yang ada dalam meter air tertumpuk oleh kotoran atau partikel-partikel lain.

Pipa primer untuk pelayanan Wilayah Banjarmasin Barat sudah berusia 27 tahun, namun dari pihak pabrik menjamin usia pipa bisa mencapai 40 tahun. Hanya saja hal tersebut sesuai kondisi tanah penanaman pipa. Dimana Banjarmasin merupakan wilayah rawa, sehingga tanahnya labil atau lemah, juga motor dan alat transportasi lain dengan beban berat yang lewat diatasnya mempengaruhi kondisi pipa.

“Makanya 27 tahun sudah sangat rentan kebocoran bagi pipa kita,” tekannya.

Dalam upaya mengatasi kemacetan di wilayah ujung, PDAM melakukan evaluasi wilayah yang paling kritis kondisi kemacetannya. Sehingga dilakukanlah koneksi dengan pipa terdekat yakni melakukan manajemen tekanan.

Selain itu, juga dengan pola distribusi atau disebut juga sistem pendistribusian. Pada saat malam hari saat orang tidak menggunakan air, tekanan akan dinaikkan agar air sampai ke wilayah-wilayah ujung jaringan.

Selain mencoba mengatasi kemacetan, pihaknya berupaya agar air yang sampai ke rumah pelanggan tetap bersih, walaupun ada perbaikan kebocoran. Setelah penyambungan pipa maka akan dilakukan running test dengan tujuan untuk mengetahui hasil pekerjaan apakah masih terdapat kebocoran atau tidak. Maka pompa akan dihidupkan, selanjutnya flushing pipa dengan membuka wash out untuk mencuci pipa setelah perbaikan.

“Jadi jalur mana yang bocor akan kita bersihkan karena air sungai ikut masuk dalam jaringan ketika bocor tersebut,” jelasnya.

Dia juga menjelaskan, ketika air mati dan setelah perbaikan dilakukan, air akan keruh. Pelanggan diharuskan melaporkan ke Call Center PDAM 0511-3252-541. Setelah laporan masuk, pihaknya akan melakukan flushing.

Dengan adanya laporan dari pelanggan, maka PDAM tidak akan tinggal diam dan melakukan tindak lanjut untuk wilayah yang terkena dampak keruh tadi.

“Jangan hanya diam jika keruh, lapor saja karena pasti ditanggulangi sama pihak PDAM Bandarmasih,” pungkasnya.