Pembangunan Hutan Kota Akan Dilanjutkan
Paringin — Selain di Kabupaten Tabalong, PT Pamapersada Nusantara juga membantu Pemerintah Kabupaten Balangan membangun hutan kota. Paru-paru kota yang menjadi sumber oksigen ini dibangun di sekitar Komplek Garuda Maharam dengan luas sekitar empat hektare.
Pembangunan hutan kota yang memerlukan dana cukup besar ini dimulai pada tahun 2011 lalu. Mega proyek ini diharapkan bisa segera dirampungkan dan dapat dinikmati masyarakat pada tahun 2014 mendatang.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Balangan melalui Kepala Bidang Rehabilitasi dan Tata Guna Hutan dan Lahan, Sofyan Noor, mengakui proses pembangunan hutan kota yang secara keseluruhan dikerjakan oleh PT Pama Persada Nusantara tersebut, memang akan dilanjutkan.
Sementara itu, Humas PT Pama Persada Nusantara Rijali saat dikonfirmasi mengatakan, dengan anggaran dana sebesar Rp250 juta, pada 2013 ini pihaknya akan melanjutkan pembangunan jogging track sepanjang 350 meter, untuk menyambung jogging track yang telah dibangun pada 2012 lalu dengan panjang 150 meter, serta pembangunan satu buah jembatan.
“Melihat dari dana yang ada, kemungkinan besar proyek penyelesaian pelaksanaan pembangunan hutan kota ini akan berlanjut hingga 2014 mendatang. Kalau memang mau hutan kota ini diselesaikan dengan cepat, kita berharap ada sharing dana antara pihak kita dengan Pemkab,” tandasnya.
Dari hasil pantauan sudah ada beberapa fasilitas hutan kota yang sudah rampung, seperti dua unit bangunan pondokan yang berfungsi untuk memberitahukan kepada pengunjung tentang tanaman apa saja yang ada di dalam hutan kota tersebut, satu unit menara pemantau, jogging track sepanjang 150 meter dan satu unit jembatan.
Dalam kawasan hutan kota seluas 4 hektare tersebut, terdapat beragam jenis tanaman langka lokal seperti Kasturi (Mangifera casturi), Ulin ( Eusideroxylon zwageri), Durian (Durio zibethinus), Suren (Toona sureni), Cendana (Santalum album) dan Balam Suntai (Palaquium walsurifolium).
Hutan kota yang dibangun pada areal permukiman bertujuan untuk pengelolaan lingkungan dengan titik berat kepada keindahan, penyejukan, penyediaan habitat satwa khususnya burung, tempat bermain dan bersantai. Hutan kota di daerah permukiman dapat berupa taman dengan komposisi tanaman pepohonan yang tinggi dikombinasikan dengan semak dan rerumputan.
Selain tipe permukiman ada lagi hutan kota tipe kawasan industri, tipe rekreasi dan keindahan, tipe pelestarian plasma nutfah, tipe perlingdungan dan tipe pengamanan. Pembangunan hutan kota diakui selain untuk kelestarian, keserasian dan keseimbangan ekosistem di kawasan perkotaan juga sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan penghargaan Adipura. (Metro/Rel)
Pembangunan hutan kota yang memerlukan dana cukup besar ini dimulai pada tahun 2011 lalu. Mega proyek ini diharapkan bisa segera dirampungkan dan dapat dinikmati masyarakat pada tahun 2014 mendatang.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Balangan melalui Kepala Bidang Rehabilitasi dan Tata Guna Hutan dan Lahan, Sofyan Noor, mengakui proses pembangunan hutan kota yang secara keseluruhan dikerjakan oleh PT Pama Persada Nusantara tersebut, memang akan dilanjutkan.
Sementara itu, Humas PT Pama Persada Nusantara Rijali saat dikonfirmasi mengatakan, dengan anggaran dana sebesar Rp250 juta, pada 2013 ini pihaknya akan melanjutkan pembangunan jogging track sepanjang 350 meter, untuk menyambung jogging track yang telah dibangun pada 2012 lalu dengan panjang 150 meter, serta pembangunan satu buah jembatan.
“Melihat dari dana yang ada, kemungkinan besar proyek penyelesaian pelaksanaan pembangunan hutan kota ini akan berlanjut hingga 2014 mendatang. Kalau memang mau hutan kota ini diselesaikan dengan cepat, kita berharap ada sharing dana antara pihak kita dengan Pemkab,” tandasnya.
Dari hasil pantauan sudah ada beberapa fasilitas hutan kota yang sudah rampung, seperti dua unit bangunan pondokan yang berfungsi untuk memberitahukan kepada pengunjung tentang tanaman apa saja yang ada di dalam hutan kota tersebut, satu unit menara pemantau, jogging track sepanjang 150 meter dan satu unit jembatan.
Dalam kawasan hutan kota seluas 4 hektare tersebut, terdapat beragam jenis tanaman langka lokal seperti Kasturi (Mangifera casturi), Ulin ( Eusideroxylon zwageri), Durian (Durio zibethinus), Suren (Toona sureni), Cendana (Santalum album) dan Balam Suntai (Palaquium walsurifolium).
Hutan kota yang dibangun pada areal permukiman bertujuan untuk pengelolaan lingkungan dengan titik berat kepada keindahan, penyejukan, penyediaan habitat satwa khususnya burung, tempat bermain dan bersantai. Hutan kota di daerah permukiman dapat berupa taman dengan komposisi tanaman pepohonan yang tinggi dikombinasikan dengan semak dan rerumputan.
Selain tipe permukiman ada lagi hutan kota tipe kawasan industri, tipe rekreasi dan keindahan, tipe pelestarian plasma nutfah, tipe perlingdungan dan tipe pengamanan. Pembangunan hutan kota diakui selain untuk kelestarian, keserasian dan keseimbangan ekosistem di kawasan perkotaan juga sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan penghargaan Adipura. (Metro/Rel)
Tinggalkan Balasan